Akademisi sekaligus dosen sejarah Palestina menyebutkan bahwa jumlah korban keganasan Israel pada hari Sabtu kemarin, adalah pertama kalinya yang paling keji sepanjang usia Palestina.
Pembantaian yang terjadi awal Maret 2008, adalah tragedi kekejaman yang belum pernah ada sebelumnya di Palestina, akibat aksi gila tentara penjajah Israel.
Dalam satu hari, lebih dari 60 orang gugur akibat serangan Zionis. Itulah yang dimaksud jumlah paling tinggi menelan korban di Ghaza dan Tepi Barat, terhitung sejak Israel mencaplok Palestina di tahun 1967.
Dr. Sami Abu Zuhri, Dosen Sejarah di Jamiah Islamiyah Ghaza mengatakan kepada Palestine Information Center, "Memang ada puluhan orang yang gugur dalam satu hari di sejumlah kasus, terutama saat meletusnya intifadhah pertama dan kedua. Tapi jumlah korban yang meninggal pada hari ini, yakni minimal 60 orang, adalah jumlah yang paling tinggi sepanjang sejarah Israel menjajah Palestina tahun 1967."
Ia menambahkan, "Sebagaimana sebelumnya juga terjadi pembantaian kejam Israel, di mana dua hari lalu, gugur 37 orang Palestina akibat hujan bom yang jatuh berturut-turut di Ghaza. Itulah yang dikatakan oleh Wakil Menteri Perang Zionis Israel, bahwa mereka melakukan aksi pembakaran dan pembantaian massal di Ghaza."
Menurut Abu Zuhri, yang juga juru bicara Hamas, dari total korban meninggal akibat serangan Zionis itu, 25% nya adalah anak-anak dan kaum wanita. Di sisi lain, Israel sengaja mengarahkan serangannya ke berbagai keluarga secara keseluruhan, seperti keluarga Athallah yang rumahnya dihancurkan, termasuk di sana orang tuanya yang sudah renta, isterinya, dan sejumlah anak-anaknya yang masih kecil-kecil. Israel juga membunuh bayi yang masih menyusui. (na-str/pic)