Pakar Harvard: Wabah Virus Corona Sulit DIkendalikan

Belum diketahui apakah virus ini akan melemah ketika menyebar atau malam menjadi lebih baik. Menurut Robert Webster, pakar penyakit menular di  St Jude Children’s Research Hospital, virus ini tampaknya masih mempelajari apa yang dapat dilakukannya.

“Kami belum mengetahui potensi penuhnya,” ujar Webster.

Kekhawatiran terbesar adalah penularan berkelanjutan, di mana satu orang menyebarkan virus ke orang lain dan orang itu terus menularkannya. Selain itu, kekhawatiran terkait adalah seberapa sering orang tanpa gejala menginfeksi orang lain.

Para ilmuwan melaporkan seorang perempuan asal China yang tidak mengalami sakit dan menunjukkan gejala lainnya menyebarkan virus kepada seorang pria di Jerman, selama perjalanan bisnis di sana. Infeksi kemudian terjadi kepada beberapa rekan kerja lainnya, sebelum menunjukkan gejala apapun.

“Penularan asimptomatik yang disebut ini “membebani proses penyaringan,” yang sangat bergantung pada gejala untuk mendeteksi kasus dan melacak kontak dekat untuk membatasi penyebaran,” kata Fauci.

“Jika virus dapat bergerak secara luas dari orang ke orang atau tanpa menyebabkan gejala, itu akan menyebar lebih jauh dan mungkin lebih lama dari yang kita harapkan,” kata Dr Ashish Jha, seorang profesor kesehatan global Universitas Harvard.

Jenis penularan yang disebut sebagai asimptomatik ini menyultkan proses penyaringan, yang sangat bergantung pada gejala untuk mendeteksi kasus infeksi virus dan melacak kontak dekat untuk membatasi penyebaran. Jika virus dapat bergerak secara luas dari orang ke orang atau tanpa menyebabkan gejala, itu akan menyebar lebih jauh dan mungkin lebih lama dari yang diharapkan.

Ilmuwan China memperkirakan masa inkubasi rata-rata virus corona adalah sekitar lima hari, namun bisa bertahan hingga dua pekan. Potensi masa inkubasi yang lama seperti ini yang kemudian bisa menjadi masalah.

“Orang-orang dapat pindah  dan bahkan tidak mengingat tempat-tempat di mana mereka mungkin telah terpapar virus,” jelas Webster.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) mengatakan, masih sulit untuk menentukan siapa saja orang yang terinfeksi. Meski telah melakukan beberapa tes, namun keakuratannya masih diragukan.

Terlalu sedikit yang diketahui mengenai metode untuk pemeriksaan lebih lanjut atas infeksi virus corona. Kemungkinan banyak yang bisa dilewatkan saat seseorang benar-benar tidak memiliki gejala tersebut.

“Jika kita memiliki tes yang benar-benar akurat yang sangat sensitif dan sangat spesifik, maka kita bisa menguji orang dan berkata mereka baik-baik saja. Kami tidak tahu keakuratan tes ini. Kami tidak tahu keakuratan tes ini,” ujar Fauci.(kk/rol)