Berita

Sebuah peristiwa yang jarang diingat dan diperhatikan oleh para pemain bola, mungkin masalah Ghaza yang kini menderita ditekan dan dikepung oleh Israel dan AS.

Erdogan di hadapan massa Partai Keadilan dan Pembangunan menolak bila dikatakan dirinya menentang tradisi sekuler di Turki. Menurutnya, “Bagaimana mungkin dikatakan bahwa orang yang mengenakan jilbab bukan orang sekuler? Dalam masyarakat kita ada yang menutup kepala dan ada yang tidak menutup kepalanya. Semuanya membela negara demokrasi dan sekulerisme.”

Menlu Mesir, Ahmad Abu Al-Ghet, Cairo akan mengundang delegasi Hamas dan Pemerintah Palestina untuk mengkaji bersama secara kritis masalah perbatasan antara Ghaza dan Mesir.

Innalillahi wa’inailaihi roji’un. Mantan Presiden Soeharto tutup usia hari ini, Minggu (27/1) pada pukul 13.10 setelah beberapa minggu dirawat di RS Pertamina karena komplikasi penyakit yang dideritanya.

HAMAS sendiri berulang-ulang menyatakan tidak bisa menerima sebagian persyaratan yang diajukan Abbas terutama point-point mengenai pengakuan Zionis-Israel sebagai sebuah negara.

Laporan surat kabar Saudi, Al-Watan menyebutkan, pertandingan itu dilakukan di stadium olahraga Universitas Muhammad bin Fahd selaku tuan rumah. Penonton yang semuanya perempuan memenuhi stadium untuk menyaksikan pertandingan tersebut.

Siapa menebar angin, dia akan menuai badai. Peribahasa ini sepertinya layak disematkan untuk Geert Wilders, tokoh partai kiri-jauh, Partai Kebebasan di Belanda yang dikenal sangat anti-Islam. Karena pernyataannya yang berulangkali melecehakan Islam dan umat Islam, muncul sebuah video yang bernuansa ancaman terhadap Wilders.

Bentrokan antara aparat keamanan Mesir dan warga Jalur Ghaza tak terhindarkan lagi setelah pemerintah Negeri Piramid mengumumkan akan menutup kembali perbatasan Rafah yang memisahkan wilayah Ghaza, Palestina dengan Mesir, pada Jumat (25/1) pukul 13.00 waktu setempat.