Berita

Media di AS memberitakan tentang Israel, berkaitan dengan agresi militer yang dilakukannya terhadap Jalur Gaza. Laporan media di AS itu, menyebutkan bahwa agresi Israel ke Gaza, tak lain merupakan uji coba senjata AS.

Alih-alih mengalahkan pejuang Palestina, tentara-tentara Zionis Israel malah membombardir rumah sakit anak al-Dorra di Gaza. Sebelumnya, pasukan Zionis itu juga membombardir sebuah klinik kesehatan yang dikelola Dewan Gereja Timur Tengah, sehingga semua peralatan klinik harus dievakuasi.

Untuk menghadapi peralatan perang milik Zionis Israel yang serba canggih, HAMAS dengan sayap militernya Brigade Izzuddin Al-Qassam ‘hanya’ mengandalkan senjata-senjata ‘hand made’ hasil modifikasi dari senjata-senjata yang sudah ada.

Di dunia maya, juga meluas seruan kampanye boikot produk AS karena AS selalu memberikan dukungan buta pada kekejaman Zionis Israel di Palestina. Di situs pertemanan Facebook misalnya, sebuah group yang mengkampanyekan produk boikot AS mendapat dukungan dari sekitar 7.000 orang dari mulai dunia Arab, AS, Eropa, termasuk Malaysia dan Indonesia.

HRW menyatakan keyakinannya setelah sejumlah penelitinya melakukan pemantauan terhadap tembakan-tembakan artileri dan serangan udara Israel di dekat Kota Gaza dan kamp pengungsi Jabaliya dalam beberapa hari terakhir.

Mantan penasehat keamanan nasional Israel, Giroa Eiland mengungkapkan bahwa telah terjadi perdebatan di pemerintahan dan pejabat keamanan Israel soal pernyataan Olmert bahwa Israel sudah hampir mencapai tujuannya mengobarkan perang di Jalur Gaza.

Aksi ini berupa long march/parade berjalan dari shiba koen, melalui Tokyo Tower dan berakhir di Ropponggi. Aksi yang di ikuti tidak kurang dari 2000 orang ini dimulai pada pukul 4 sore dan berakhir pada pukul 6 sore waktu setempat. Tuntutan-tuntutan para LSM yang menggelar aksi tersebut, meminta diadakannya gencatan senjata dan saling menghentikan serangan, serta stop pembunuhan anak-anak dan kaum wanita.