Eramuslim.com – Partai Komunis Indonesia (PKI) pernah menjadi salah satu partai terbesar di Indonesia. Anggota PKI pada 1965 dilaporkan mencapai 3 juta orang sehingga menjadikannya sebagai partai komunis terkuat di luar Uni Soviet dan Republik Rakyat Cina (RRC).
Tokoh-tokoh PKI juga terlibat dalam pendirian sejumlah organisasi di Indonesia pada 1950-an dan menjadi petingginya.
Namun setelah peristiwa G30S, anggota organisasi yang dianggap terkait dengan PKI diburu dan ditangkap. Berikut beberapa organisasi yang dianggap terkait dengan PKI:
Gerwani
Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani) adalah organisasi wanita yang aktif di Indonesia pada tahun 1950-an dan 1960-an. Gerwani sebelumnya bernama Gerwis (Gerakan Wanita Sedar). Mengutip dari buku Penghancuran Gerakan Perempuan (Politik Seksual di Indonesia Pascakejatuhan PKI) karya Saskia E. Wieringa, Gerwis berubah menjadi Gerwani dalam kongres kedua mereka pada 1954 dan memilih Umi Sardjono, yang juga merupakan anggota PKI, sebagai ketuanya
Lekra
Lembaga Kebudayaan Rakyat atau yang lebih dikenal dengan Lekra berdiri pada 17 Agustus 1950. Lekra digagas oleh sejumlah seniman dan anggota Partai Komunis Indonesia (PKI) seperti A.S. Dharta, M.S. Ashar, Henk Ngantung, Herman Arjuno, Joebaar Ajoeb, Sudharnoto, dan Njoto. Mereka membuat lembaga kesenian yang bertujuan mendukung revolusi dan kebudayaan nasional.
Meski didirikan orang-orang PKI, Lekra merupakan organisasi terbuka dan tidak menjadi bagian dari partai berlambang palu arit itu. Mengutip Majalah Tempo edisi khusus Lekra, keinginan DN Aidit agar Lekra melebur dengan PKI ditolak oleh Njoto, wakilnya di Central Comite PKI.
Njoto beralasan di tubuh Lekra juga bergabung seniman nonkomunis yang bukan anggota partai, seperti Pramoedya Ananta Toer dan Utuy Tatang Sontani. Menyeret Lekra menjadi organ resmi partai hanya akan menyebabkan para seniman terkenal dan berpengaruh itu hengkang