Orang Mukmin Harus Jaga Jarak dari Sifat Nifak

Al-Hasan Al-Bashri mengatakan, “Tidak ada orang merasa aman dari sifat nifak kecuali orang munafik dan tidak ada orang yang merasa khawatir terhadapnya kecuali orang mukmin.”

Beberapa tips agar terhindar dari sifat nifak

Agar seorang mukmin dapat terjaga dari sifat nifak ini, Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajjid dalam Mufsidat Al-Qalb: An-Nifaq hlm. 47-52 memberikan beberapa tips yang sebaiknya dilakukan:

– Bersegera melaksanakan salat jika waktunya telah tiba dan berusaha mendapatkan takbiratul ihram imam salat jemaah di masjid. Hal ini mengingat hadis Anas bin Malik radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Siapa yang menunaikan salat berjemaah selama 40 dengan memperoleh takbiratul ihram imam, maka ia akan ditetapkan terbebas dari dua hal, yakni terbebas dari neraka dan terbebas dari kenifakan” (HR At-Tirmidzi).

– Berakhlak baik dan memperdalam agama. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Ada dua sifat yang tidak akan pernah tergabung dalam hati orang munafik: perilaku luhur dan pemahaman dalam agama” (HR At-Tirmidzi).

– Bersedekah. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Sedekah merupakan bukti” (HR Muslim). Bukti di sini maksudnya bukti akan keimanan. Oleh karena itu, orang munafik tidak suka bersedekah karena tidak adanya iman yang mendasarinya.

– Menghidupkan salat malam. Adalah Qatadah pernah berkata, “Orang munafik itu sedikit sekali salat malam.” Hal tersebut karena orang munafik hanya akan semangat beramal jika ada orang yang menyaksikannya. Jika tidak ada, maka motifasi untuk beramal saleh pun tiada. Maka jika ada seorang hamba mendirikan salat malam, maka itu menjadi bukti bahwa dalam dirinya tidak ada sifat nifak dan menjadi bukti keimanannya yang benar.