Eramuslim.com – JEPANG masuk. Rakyat Jawa menilai itu realisasi ramalan Jayabaya. Hanya seminggu, Belanda digebuk dan nyerah.
Tanggal 17 Maret 1942 Kolonel Fujiyama menemui Sukarno di Bukittinggi. Rapat Sukarno, Hatta, Sjahrir segera dilakukan. Temanya soal “Metode Perjuangan”.
Sjahrir menempuh metode Perlawanan Bawah Tanah. Tetap Anti Jepang. Tapi diem-diem. Underground. Jepang nyata lebih kuat dari Belanda.
Sukarno-Hatta milih format “koperatif”. Menurut Hatta, karena “Force Majeure” alias terpaksa.
Sukarno melihat “koperatif” sebagai pilihan paling rasional karena musuh utama adalah kapitalisme barat, bisa leluasa membangkitkan kesadaran rakyat dan mempersiapkan Angkatan Perang PETA-PUTERA.