Yogya Tidak Aman, Apa Maksudnya?

Sultan berniat membangkitkan lagi Pra Yuwono. Menurutnya, klithih harus ditangani. Tapi, pelaku juga tidak bisa disamakan dengan penjahat dewasa, sebab usia mereka masih remaja.

Dilanjut: “Perlu dibentuk lembaga semacam Pra Yuwono. Mengatasi kenakalan remaja.”

Di Surabaya, Pra Yuwana, masih ada. Masih fungsi. Yayasan Anak Nakal Pra Yuwana di Jalan Pasar Kembang nomor 4, Surabaya. Kata ‘anak nakal’ kini diubah jadi ‘tuna laras’. Mungkin biar tidak terlalu jelas. Meskipun artinya sama: Nakal.

Dikutip dari dokumen Universitas Kristen Petra, Surabaya, Pra Yuwana ini lembaga peninggalan Belanda. Sejak dulu memang menampung, mendidik anak nakal.

Di dokumen disebutkan, Pra Yuwana didirikan Belanda, Februari 1917 dengan nama ^Vereniging Pro Juventute Soerabaia”. Fungsi: Lembaga pendidikan anak nakal. Guru-gurunya orang Belanda. Muridnya beraneka ragam anak nakal.

Pada 1922 Vereniging Pro Juventute Soerabaia mendapat sumbangan tanah dari seorang bangsawan pribumi di kota Klakah, Lumajang, Jawa Timur. Tanah seluas 100 hektar. Tujuan sumbangan, agar dibangun pula Pra Yuwana di Klakah.

Akhirnya, benar, dibangun Pra Yuwana di sana, 1923. Menampung, mendidik anak nakal juga. Tapi, setelah Indonesia merdeka, Pra Yuwana Klakah tidak terurus. Kini di lokasi itu SMK Negeri Klakah.

Sedangkan, Vereniging Pro Juventute Soerabaia pada 1950 diserahkan pihak Belanda kepada pihak Indonesia. Ketua pertamanya adalah Mr. Santoso.

Syarat anak masuk Pra Yuwana, laki-laki usia 10 sampai 16. Tidak berpenyakit menular. Terbukti nakal (diuji kenakalannya). Tapi bukan gangguan jiwa atau gila.

Daya tampungnya 50 kamar. Gratis. Yayasan ini mendapat bantuan dari pemerintah. Juga sekaligus sebagai penjara bagi anak dan remaja pelanggar hukum.

Tapi, Surabaya dengan jumlah penduduk 2,87 juta jiwa (data hasil sensus Badan Pusat Statistik, 2020) Pra Yuwana tidak memadai lagi. Juga tidak ada ganti lembaga serupa.

Belanda mendirikan Vereniging Pro Juventute Soerabaia, seabad lalu. ketika Surabaya masih ‘sepi’. Kini Surabaya sebagai metropolitan, Vereniging Pro Juventute Soerabaia masih tetap di lokasi semula.

Tapi kondisinya kini, kumuh. Cat dindingnya mengelupas di sana-sini. Temboknya gompal-gompal. Got di depannya mampet.

Kalau YogyaTidakAman, gubernurnya akan membangun lembaga semacam Pra Yuwono, Surabaya tenang-tenang saja. Karena dinilai masih aman.[]

Penulis: Djono W Oesman