Wajah Baru Afghanistan Memperkuat Aliansi Strategis yang Disiapkan Rusia dan China Sejak 2001

Wajah Baru Afghanistan Memperkuat Aliansi Strategis yang Disiapkan Rusia dan China Sejak 2001

Direktur Eksekutif Global Future Institute, Dr. Hendrajit/Repro

eramuslim.com – Jatuhnya kekuasaan Afghanistan ke tangan Taliban merupakan strategi panjang yang disiapkan oleh Rusia dan China sejak jauh-jauh hari untuk menciptakan sebuah aliansi strategis di Asia Tengah.

Asia Tengah dikenal sebagai Heartland atau daerah jantung yang menghubungkan Eropa dan Asia. Afghanistan sendiri merupakan personifikasi dari Asia Tengah lantaran menjadi crossroad atau jalan penghubung antara dua benua itu.

Bukan hanya menjadi rute perdagangan, Afghanistan juga menjadi rute pertukaran budaya, dengan letak wilayah yang kaya akan energi.

Posisi unik Afghanistan ini sangat strategis. Terlebih ia dikelilingi negara-negara penting. Ada Iran di barat, Pakistan di selatan dan timur, sementara China, perbatasan Rusia, Uzbekistan, Tajikistan, dan Turkmenistan di utara.

Direktur Eksekutif Global Future Institute, Dr. Hendrajit mengatakan, Rusia dan China sendiri telah mempersiapkan pembentukan aliansi strategis di kawasan ini sejak 2001 melalui Shanghai Cooperation Organization (SCO).

“Selain perdagangan dan ekonomi yang jadi tema sentral kerjasama, yang tersirat atau misi terselubungnya adalah pengawalan Asia Tengah. Cuma (pada) 2001, benih ini belum terbaca betul efek dominonya,” jelasnya dalam diskusi Obrolan Hati Pena pada Minggu sore (5/9).

Ia mengatakan, keberhasilan Taliban mengambil alih kekuasaan dapat menjadi katalisator terciptanya kesimbangan kekuatan baru di Asia Selatan maupun Asia Tengah, karena nyatanya lebih menguntungkan poros China-Rusia-Iran daripada AS dan NATO.

“Asia Tengah telah menjelma menjadi kepentingan strategis China dan Rusia,” kata Hendrajit.

Situasi ini, tambah dia, dapat digambarkan sebagai black swan dynamic atau peristiwa bersejarah yang tidak terduga karena tidak diperkirakan oleh banyak orang. (rmol)