Eramuslim.com -SENYUM awalnya dan tertawa ujungnya melihat sandingan foto yang mungkin editan antara Fahri Hamzah dengan Ali Mochtar Ngabalin. Keduanya bersorban dan berkacamata. Pengedit mendekatkan penyerupaan. Foto sandingan lain adalah antara Sandiaga Uno dengan Mochtar Ngabalin juga. Titik temunya pada sorban.
Pesan atas beredarnya foto sandingan model demikian adalah sindiran bahwa Fahri dan Sandi telah atau sedang menuju pada karakter yang sama seperti Mochtar Ngabalin. Pengkritisi yang masuk istana. Dalam konteks kepengikutan kondisi ini bisa disebut Ngabaliniyah.
Publik menyayangkan ada perubahan karakter pada kedua figur yang diharapkan memiliki integritas dan konsistensi tinggi dalam bersikap terhadap kekuasaan. Fahri Hamzah yang hebat seperti bertekuk lutut membawa partai baru Gelora mendukung putra dan mantu Jokowi Gibran Rakabuming Raka dan Bobby Nasution.
Sementara lompatan lain adalah Sandiaga Uno mantan Cawapres yang membuat kejutan dengan menjadi Tim Sukses Bobby Nasution sang menantu Presiden. Alasan tentu bisa dijelaskan dengan berbusa-busa. Peristiwa ini mengingatkan Prabowo yang lebih dahulu melompat ke dalam pelukan Jokowi untuk menjadi pembantu Presiden bidang Pertahanan.
Mochtar Ngabalin adalah perintis dan peletak dasar lompat-lompatan yang dinarasikan sebagai dinamika politik. Berpolitik seperti ini sebenarnya sah-sah saja. Meski publik melihat sikap Ngabalin terlalu berlebihan, paradoksal dan kontroversial. Totalitas dari loyalitasnya menempatkan dirinya sebagai maskot.