Upaya Militer Turki untuk Menumbangkan Erdogan

Semenjak dua tahun lalu, suhu perpolitikan Turki menjadi lebih panas akibat isu kudeta terhadap pemerintahan yang syah di bawah pimpinan Perdana Menteri Recep Tayyep Erdogan. Isu itu menguat sehubungan dengan penuntutan orang-orang yang merencanakan makar. Dokumen-dokumen yang menyebutkan rencana makar dan kabarnya dokumen tersebut benar-benar asli.

Pihak keamanan Turki dengan sigap menangkapi pihak-pihak yang terkait dengan dokumen tersebut. Para tersangka tersebut terdiri dari berbagai lapisan masyarakat seperti profesor, jurnalis, aktivis HAM, aktivis mahasiswa, pensiunan jenderal, tokoh ulama dan lain-lain. Namun pihak keamanan Turki sulit untuk membuktikan keterlibatan militer dalam upaya kudeta tersebut.

Beberapa pihak yang tercantum dalam dokumen tersebut sudah ditahan. Mahkamah Sipil pun sudah melakukan penyelidikan atas tuduhan kudeta terhadap pemerintahan yang syah.

Keterlibatan seorang kolonel angkatan laut Turki yang bernama Dursun Cicek dalam dokumen tersebut sudah sangat jelas namun pihak militer mambantah keras akan adanya keterlibatan institusi. Kolonel tersebut pernah ditahan namun kemudian dibebaskan atas permintaan kubu militer.

Penemuan apapun yang membuktikan keterlibatan militer akan selalu dibantah oleh Jendral Ilker Basburg. Menurut analis politik, pembuktian keterlibatan militer dengan dokumen-dokumen sitaan dari pihak Ergoneken sangat lemah sekali. Jenderal Basburg tentu akan memanfaatkan hal ini untuk melindungi institusinya.

Rencana kudeta kali ini memang sangat menghebohkan sekali karena ada indikasi kudeta ini mendapat dukungan dari pihak Israel. Beberapa senjata yang ditemukan pada saat penemuan dokumen adalah senjata-senjata dengan nomor seri Israel. Dalam kelompok ini juga terdapat orang-orang Yahudi Turki yang mempunyai hubungan dengan Israel. Wajar kalau Israel gerah selama ini dengan kepemimpinan Erdogan yang berpihak pada Palestina. Kita juga masih ingat bagaimana Erdogan menyumpahi presiden Israel Shimon Perez pada pertemuan Ekonomi Dunia.

Kalau Israel membenci Erdogan memang beralasan namun anehnya ada sebuah jamaah Islam yang turut terlibat dalam usaha kudeta tersebut. Ini seperti mengingatkan kita, ketika seluruh partai baik partai nasionalis dan partai Islam mengeroyok sebuah partai Islam reformis pada satu pilkada di Indonesia.

Kudeta militer

Selama sejarah Republik Turki buatan Kemal Pasha la’natullah, pihak militer sudah tiga kali mengadakan kudeta. Kudeta terakhir yang dilakukan militer adalah pencopotan Perdana Manteri Najmuddin Erbarkan serta pelarangan partai Kesejahteraan (Hizb Ar Rafah). Erbarkan yang juga mentor dan guru Erdogan mendapat larangan berpolitik.

Pihak militer sebagai pengawal sekularisme sangat berkepentingan untuk menjatuhkan pemerintahan Erdogan yang sudah menjurus Islami. Pihak Militer khawatir sekuler yang dibangun Attaturk akan lenyap sehingga pengaruh mereka juga akan berkurang. Erdogan sudah beberapa kali “menyinggung” perasaan militer seperti ketika berbicara mengenai perdamaian dengan Kurdi. Erdogan yang ingin menyelesaikan masalah dalam negeri dengan Kurdi mendapat penentangan dari panglima Ilker Basburg. Ilker Basburg menilai Erdogan tidak bisa memberikan kebebasan dalam menggunakan bahasa Kurdi di daerah Kurdi.

Dengan keadaan seperti ini bukan tidak mungkin pemerintahan Erdogan dalam keadaan yang cukup mengkhawatirkan. Tidak ada yang bisa menjamin bahwa militer tidak akan melakukan kudeta.

Meski demikian militer tidak akan mudah melengserkan PM yang telah dinobatkan menjadi Khalifah Islamiayah masa kini oleh pengguna facebook. Erdogan yang sudah sejak delapan tahun memerintah adalah sosok yang populer di mata Rakyat Turki. Partai Keadilan dan Pembanguan yang dipimpinya mampu meraup lebih 40% hanya dalam beberapa bulan sejak pendiriannya. Ia adalah termasuk tiga pemimpin Turki terpopuler semenjak beridirinya Republik Turki disamping Kemal Pasha dan Turgut Ozal.

Kepemimpinanya yang tidak kompromi terhadap korupsi membuat pemerintahan Turki lebih bersih. Erdogan mampu mengatasi masalah korupsi di Istanbul dalam waktu dua tahun. Kepeduliannya terhadap rakyat sangat nyata. Ia mau berbuka puasa dan mendatangi rumah orang yang tak mampu tanpa protokoler dan tanpa ada maksud jaim. Ketika menjabat walikota, ia tak segan membersihkan kota Istanbul dan mengenakan seragam petugas kebersihan.

Menurunkan seorang Erdogan adalah suatu yang sangat sulit dan berat bagi militer terlebih pihak militer mengalami perpecahan internal. Seorang professor Univeritas di Turki, Cengiz Akhtar, juga mengatakan bahwa peranan militer tidak sekuat dulu yang dapat melengserkan seorang pemimpin dengan mudah.

Tentu saja pendongkelan Erdogan akan menjadi preseden yang buruk bagi demokrasi di tanah Eropa. Rakyat Turki mungkin akan melakukan pembangkangan jika kudeta militer sampai terjadi.

Kita berharap Turki yang semakin Islami dengan kepemimpinan yang berpihak terhadap Islam tetap tegak. Karena berdirinya rezim Erdogan sedikit banyak memberikan warna Islam bagi dunia. Erdogan dengan lantang menentang penyerangan Israel ke Gaza dan menjadi negara terdepan dalam membela hak bangsa Palestina.(Andri Faisal. Pemerhati Dunia Islam)