Eramuslim.com – KEANEHAN pihak-pihak penyoal keputusan pemprov dan khususnya Gubernur Anies dalam pengembangan pantai Ancol mencuat belakangan ini. Tanpa memahami arti reklamasi sebagai pembuatan pulau baru ‘new island’ yang artificial dengan perluasan sisi pantai yang memakai sedimen tanah lumpur sungai dan rawa serta waduk sebagai urukannya, sehingga menjadi daratan tambahan.
Para belegug ini melalui medsos melakukan upaya pengaburan antara pembangunan yang berinovatif pariwisata dikawasan rekreasi yang delapan puluh persennya terarah ke pantai, dengan urusan tempat ibadah yang representatif design arsitekturnya itu.
Adalah buzzers berbiaya ala kadarnya itu yang ngegas tulisan seakan ulasan reportase mengutip opini negatif pihak lain sebagai pembenaran, padahal tidak kurang hanya penghasutan negatif belaka.
Salah satunya adalah penulis opini politik Zeng Wei Jian yang akhir-akhir ini kurang beredar, menyoroti respon kritikan anggota DPRD dan seorang lawyer bernama Ali Lubis. Yang ini bahkan disebutnya mengecam keras Anies. Tapi saya ragu, bukan gaya itu kritiknya. Di bagian lain malah dikatakan bingung.
Geng Ahoker dinilai nyantai karena “image” tipologi politik pendukung Anies yang hardliner, rasis & radikal. Suatu cara agitasi yang justru salah alamat. Kuat dan gigihnya pendukung Anies menolak RUU HIP telah mematahkan slogan anti Pancasila yang dituduhkan Ahoker itu.