UAS, Singapura dan Islamophobia

Hendrajit, dalam “Singapura:Basis Regional CIA dan Mossad di Asia Tenggara”, The Global Review, 8/4/2010, menuliskan bahwa sistem pertahan Singapura dikembangkan oleh militer dan intelijen Israel. Dia menjelaskan Israel dan Singapura mempunyai ancaman strategis yang sama, yakni bangsa-bangsa Islam tetangganya.

Salah satu alasan penolakan UAS di Singapore adalah bagian tanya jawab dalam ceramahnya, tentang hukum fikih bom bunuh diri kelompok pejuang Islam di Palestina, terhadap tentara Zionis Israel. UAS tidak menyerang Singapura, bahkan dia menjadikan negeri jiran  itu tempat pilihan rekreasi. Beberapa negara lain yang menolak, memang tidak mengungkapkan alasan, namun benang merahnya, terhadap isu Isarel, pasti akan terlihat nantinya.

Apakah UAS radikal?

Dalam tulisan saya pada Januari 2019, The Somad Power, berbasis kehadiran saya menyaksikan ceramah  UAS, saya telah melukiskan bagaimana spektrum pemikiran UAS dan daya pikatnya pada rakyat jelata. Spektrum pemikiran UAS bersifat holistik dari sifatnya kesalehan individual kepada kesalehan sosial dan peranan negara. Dalam tulisan  itu saya menyinggung pandangan UAS tentang menjaga kesalehan prempuan dan lelaki dalam konteks pernikahan remaja. Menurutnya mahar pernikahan jangan menjadi beban pria sehingga dia terjerumus ke zina.