Turki Meradang Akibat Tuduhan Genosida Armenia

Demo warga Armenia terhadap TurkiEntah ada angin apa yang menyebabkan Senat Kongres Amerika Serikat atau DPR-nya AS menuduh Turki melakukan genosida (pembantaian ras) pada bangsa Armenia tahun 1915. 22 dari 23 Anggota Kongres yang berada pada komisi luar negeri orang telah setuju dengan tuduhan Turki dibalik genosida Armenia .

Armenia tentu saja bersukacita dengan keputusan Kongres Amerika setelah memperjuangkan pengakuan genosida ini selama lebih puluhan tahun. Setelah beberapa lama mengintensifkan lobi-lobi pada kongres agar Obama mau mengakui kejadian Perang Dunia I sebagai genosida. Eduard Nalbandian yang menjabat mentri luar negeri memuji rancangan resolusi komite luar negeri senat AS tersebut.

Sebaliknya, keputusan Amerika tentu saja menghancurkan hati Turki yang juga merupakan anggota NATO dan Negara mitra AS. Turki segera saja tanpa banyak basa-basi menarik duta besarnya dari Washington DC untuk konsultasi. Penarikan Duta besar umumnya bisa diartikan hubungan kedua Negara ini akan memanas.

Pemerintahan Erdogan selalu membela kebenaran yang ada bahwa pembataian terhadap bangsa Armenia tidak ada. Adapun jumlah korban yang banyak adalah sebuh konsekuensi dari perang. Turki sendiri kehilangan hampir setengah juta tentara dan penduduk sipil dalam Perang Dunia I. Jumlah korban yang mencapai ratusan ribu hingga satu juta seperti klaim Armenia belum terbukti kebenarannya secara sahih. Menurut Turki, jumlah korban di pihak Armenia berkisar 300,000 sampai 400,000 orang.

Presiden Turki Abdullah Gul menyatakan hal ini adalah ketidakadilan sejarah dan ilmu sejarah. Abdullah Gul menyatakan bahwa Resolusi “tidak ada artinya” di mata bangsa Turki.

Dalam perang Dunia I, Armenia adalah provinsi dari kesultanan Ustamaniyyah Turki. Sebagian bangsa Armenia memberontak dari kekuasaan Turki Utsmaniyyah. Turki kala itu harus menghadapi musuh dari berbagi arah dari Balkan, semenanjung Arabia, Laut Tengah dan Armenia sendiri. Armenia mendapat sokongan Rusia untuk menggempur pertahanan Turki.

Turki menolak

Turki menolak Resolusi AS yang menuduh bahwa Turki melakukan Genosida karena itu sama saja dengan menuduh Turki sebagai negara kriminal. Turki juga segera mengutus delegasi parlemennya untuk melobi resolusi tersebut.

Pada tahun 2007, kongres komisi senat juga memberikan resolusi atas genosida di Armenia. Untungnya George Bush menghentikan voting terhadap tuduhan genosida pada tahun 2007.

Adanya tekanan ini mungkin karena Amerika Serikat ingin menekan Turki agar mau berpartisipasi dalam perang Afghanistan. Meski Turki sudah menempatkan sekitar 1700 lebih pasukkannya di Afghanistan namun tidak satupun tentara Turki diperuntukkan untuk menghadapi pertempuran. Tugas Tentara Turki di sana hanya terbatas pada pembangunan infrastruktur Afghanistan dan pelatihan pasukan Afghanistan.

Amerika ingin Turki berperan lebih jauh dalam kampanye perang mereka di Afghanistan terlebih beberapa negara NATO tidak mau menambah jumlah pasukan mereka di Afghanistan seperti Perancis. Parlemen Belanda sudah memutuskan untuk menarik seluruh pasukannya dari Afghanistan. Tentu Amerika tidak mau menambah jumlah pasukan dari pihak mereka sendiri.

Amerika sudah terdesak di Afghanistan hingga minta bantuan Turki. Bantuan Turki juga sangat dibutuhkan Amerika Serikat untuk memperlihatkan bahwa perang di Afghanistan bukanlah perang terhadap orang Islam melainkan perang terhadap terorisme sebab Turki satu-satunya negara yang berpenduduk Islam yang mengirimkan pasukannya ke Afghanistan.

Turki sendiri tentu sangat berkeberatan untuk menambah pasukan terlebih untuk mengubah tujuan misi Afghanistan untuk memerangi Afghanistan yang penduduk mayoritasnya adalah Islam. Konstituen dari partai pemerintahan adalah kelompok Islami yang tidak menginginkan keberadaan pasukan Turki di Afghanistan. Partai pemerintah juga mendapat kritikan yang tajam dari beberapa jamaah Islam di Turki. Mereka bahkan menuduh Erdogan sebagai antek Amerika Serikat.

Amerika berharap dengan ancaman ini Turki akan melunak dan akhirnya Turki akan memberikan keinginan Amerika di Afghanistan. Hal seperi ini tidak ubahnya seperti praktek dagang kerbau dimana satu kepentingan ditukar dengan kepentingan yang lain.

Implikasi

JIka Amerika berani menuduh pembataian massal ini maka hal tersebut akan merugikan Amerika sendiri karena Turki adalah mitra startegis yang memainkan peran politis baik di Negara Asia dan Eropa. Amerika akan kehilanagn partner dalam pembicaraan perdamaian Timur Tengah. Jika ingin berbicara damai dengan Iran atau Syria, Turki-lah yang selama ini Amerika andalkan.

Ancaman Amerika sama sekali tidak efektif karena Erdogan tidak akan mudah mengamini permintaan Amerika untuk menerjunkan pasukan tempur ke Afghanistan. Pendukung Erdogan akan memprotes jika Turki berperan lebih jauh di Afghanistan dan ini akan merugikan popularitas Erdogan.

Tuduhan ini justru akan menyatukan rakyat Turki baik dari kalangan Islami maupun kalangan sekuler. Baik kaum Islami dan sekuler akan menolak tuduhan negara tetangga mereka. Justru inilah yang akan mengokohkan pemerintahan PM Erdogan.

Akibat resolusi tersebut juga justru akan mengancam dan rekonsialiasi perdamaian antara kedua pihak baik Turki dan Armenia padahal kedua menlu dari masing-masing Negara telah menandatangani pakta perjanjian perdamaian antara kedua belah pihak.
(Andri Faisal. Pemerhati Dunia Islam)