Kita tahu bahwa Amien Rais selama ini bersikap kekeh untuk menyuarakan oposisi. Kendati Ketua PAN, Zulkifli Hasan, cenderung memilih untuk merapat ke istana. Ada kesan Zulkifli menggunakan striker partai yaitu Bara Hasibuan yang rajin bermanuver untuk rekonsilasi. Jika saja PAN tidak bisa dijadikan kendaraan untuk oposisi bagi Amies Rais, pengaruh tokoh yang dikenal sebagai Bapak Reformasi ini masih cukup kuat terutama di kalangan Muhammadiyah untuk menggalang kekuatan oposisi.
Tapi, dengar kabar terbaru bahwa Amien Rais sudah mulai melunak. Tak sekeras dan segarang sebelumnya. Benarkah? Apa yang menyebabkan Amien Rais mulai melunak? Sudah lelah dan tak berdayakah? Atau ada deal? Kita tunggu saja kabar sebenarnya.
Sementara bagi PKS, oposisi harga mati. Bahkan Mardani Ali Sera, politisi PKS yang dikenal paling atraktif ini, sedang membuat manuver baru dengan menggemakan Tagar #KamiOposisi.
Publik tahu, Mardanilah yang pernah menggaungkan Tagar #2019GantiPresiden. Tagar ini sempat menggelegar di seantero Indonesia. Tagar ini juga disambut sejumlah lagu ciptaan dan aransemen si Alang. Selain juga bertebaran asesoris yang sangat meriah.
Gagal ganti presiden, PKS melalui Mardani Ali Sera kini menyuarakan oposisi. Ia mulai menggemakan Tagar #KamiOposisi. Kita tunggu lagu dan kaos bergambar oposisi dari Mardani. Apakah Tagar #KamiOposisi gemanya akan sebesar tagar #2019GantiPresiden?
Kenapa Mardani harus membuat Tagar #KamiOposisi? Apa urgensinya? Tidakkah partainya cukup pilih oposisi, dan gak perlu harus digaungkan. Yang penting berperan secara maksimal dan optimal sebagai oposisi, yaitu awasi pemerintah dan lakukan checks and balances. Jadi sparing partner pemerintah yang sehat sehingga demokrasi bangsa ini akan berjalan dengan baik.
Tagar #KamiOposisi sengaja digaungkan Mardani Ali Sera kemungkinan pertama, untuk menghadapi tekanan pihak-pihak tertentu yang tak ingin PKS oposisi. Baik tekanan di internal partai, maupun tekanan dari pihak luar. Emang ada tekanan? Mungkin tepatnya ada operasi. Ini bahasa yang lebih halus. Namanya juga partai, banyak kepala, pendapatnya bisa beda-beda. Belum lagi hatinya. Tak menutup kemungkinan ada yang masuk angin. Namanya juga godaan, ada saja yang tergiur.