Eramuslim.com – Sosok yang lebih dikenal sebagai “Gubernur Indonesia” ini lebih memilih fokus bekerja untuk dua aspek yaitu pertama, aspek kerakyatan, dan kedua, aspek ke-indonesiaan.
Kerakyatan identik dengan keadilan. Jalur yang ditempuh adalah memberi akses kepada rakyat bawah untuk tumbuh dan mengejar ketertinggalannya. Kita tahu, disparitas rakyat kecil dengan kelompok kaya terlalu jauh.
Menurut ekonom Faesal Basri, 1 persen orang terkaya di Indonesia menguasai 45,4 persen kekayaan nasional. 10 persen menguasa 74,8 persen kekayaan nasional.
Kesenjangan rakyat Indonesia sebagaimana yang dilansir oleh Independent.co.uk (2/12/2016) angkanya mencapai 49,3 persen. Artinya, satu persen orang Indonesia menguasai 49,3 persen kekayaan negara.