Umat Islam rasanya terus disudutkan dengan tuduhan ajaran radikal atau intoleran. Tuduhan yang mengada ada. Jika dipelajari dengan seksama ajaran dan syari’at Islam yang benar maka akan ditemukan ajaran toleransi yang indah. Tapi bukan dengan pola menjual, menggadaikan, atau mencampuradukkan keyakinan. Dengan penyudutan ini mestinya kita memberi penjelasan dengan baik. Bukan dengan seperti dalam film The Santri atau seperti di acara Garuda atau ngototnya Gerindra yang urusan do’a saja masuk kancah politik.
Negara Indonesia yang sudah stabil dalam hubungan antar agama moga tidak dikacaukan oleh sikap beragama yang keliru. Para pemimpin agama hendaknya menjelaskan lebih jelas dan tegas pada pemeluk agama masing masing tentang keyakinan orang lain. Jika tidak, maka yang terjadi bukan toleransi tapi sinkretisme yang berefek penggerogotan “keimanan” masing masing.
Amburadulnya kondisi politik dan ekonomi bangsa ini janganlah diperparah dengan amburadulnya juga dalam pemahaman agama dan relasinya. Sebab nanti yang terjadi adalah toleransi yang semakin ngawur. Tidak ada berkah dari Allah lalu bangsa dan negara ini akan hancur karena diisi oleh umat yang dikhawatirkan memang kufur. Menentang hukum Allah. Naudzubillah. (*end/swamedium)
*Penulis: M Rizal Fadillah (Pemerhati Politik dan Keagamaan)