Dalam waktu yang singkat, wabah Covid-19 menyebar ke seluruh Indonesia. Hampir setiap daerah panik. Beberapa daerah mengambil langkah lockdown sendiri-sendiri, namun dianulir lagi oleh pusat. Memang karantina – lockdown – kesewenangan pemerintah pusat.
Penyakit yang sumbernya dari Wuhan, ibukota Provinsi Hubei, di China itu, benar-benar menjadi wabah yang membuat panik seluruh dunia. Ini bala abad 21.
Kepanikan kian meningkat, setelah 720.117 terinfeksi, 33.925 meninggal, dan 149.082 pasien dinyatakan sembuh. Di Indonesia sendiri sudah 1.414 kassus yang meninggal 122, orang yang sembuh 75 orang.
Dari data ini terlihat bahwa bencana ini sedang mengepung dunia dan Indonesia kini menjadi menjadi sasaran selanjutnya setelah China, Iran dan Italia.
Meski bersumber dari China, penyebarannya di seluruh Wilayah di China tidak terjadi seperti di Indonesia. Kenapa Indonesia sedemikian cepat menyebar?
Pemerintah Indonesia menganggap virus ini tidak penting dan candaan yang tidak lucu, yang penting bagi mereka adalah ekonomi. Takalah negara-negara lain melakukan lockdown, bahkan Presiden Filipina mengambil tindak tegas memecat pejabat yg meloloskan orang dan tenaga kerja asal China masuk Filipina.
Kita justru sebaliknya, memberikan karpet merah buat datangnya TKA asal China, bahkan dengan jumawahnya menteri segala urusan LBP membalas dengan tetap akan membuka pintu lebar bagi TKA asal China, ini semua untuk ekonomi. Ironis memang, seharusnya nyawa rakyat yg menjadi prioriatas utama.
Seandainya kalau terjadi karantina kesehatan, dengan melakukan lockdown beberapa daerah yang sudah masuk zona “darurat” seperti Jakarta, maka penyebaran virus ini bisa diatasi.