Presiden, yang doyan mengambil alih kerjaan Camat dalam membagi-bagikan sertifikat lahan itu, pun berbohong dengan mengatakan tidak ada sengketa pembebasan lahan dalam pembangunan infrastruktur. Kebohongan lainnya, dia menyebut impor jagung yang turun menjadi hanya 180.000 ton pada 2018.
Penggemar memelihara kodok yang oleh Ketum PDIP Megawati disebut sebagai Petugas Partai tersebut juga menebar banyak hoax pada debat Capres kedua. Antara lain, dia mengklaim dengan dana desa Rp180 triliun, pemerintahnya telah membangun 191.000 km jalan desa dan 58 ribu unit irigasi. Waktu publik mempertanyakan akurasi datanya, dengan enteng dia mengatakan ‘ukur saja sendiri.’ Sungguh jawaban yang benar-benar norak sekaligus menunjukkan kualitas si penjawab.
Capres yang kerap melabrak larangan kampanye dengan membawa cucunya itu juga menyebut, produksi kelapa sawit 46 juta ton/tahun. Faktanya, berdasarkan data BPS, produksi sawit tidak sebesar itu. Pada 2015 produksinya 26,5 juta. Selanjutnya pada 2016 dan 2017 masing-masing 31,5 juta ton dan 34,4 juta ton.
Hobi berbohong itu ternyata diulangi lagi saat di Sentul. Bukan itu saja, dia juga banyak mengklaim keberhasilan, termasuk soal dana desa yang sama sekali bukan karyanya. Ini artinya, pada saat yang sama Cak Jancuk eksistensi pihak lain yang jelas-jelas berjasa atas lahirnya UU Dana Desa. Padahal, dana desa adalah amanat UU Desa. Alokasi dana desa lebih dari Rp1 miliar per desa yang disahkan 2013. Kalau tidak ada UU, Widodo tak bisa bagi-bagi uang, itu bisa kena tuduhan korupsi.
Kesal dan geram
Keruan saja taburan kebohongan dan hoax yang lagi-lagi Jancuk lakukan menuai protes rakyat, khususnya di dunia maya. Mereka merasa kesal dan geram. Akun @KakekKampret_: misalnya, menulis kebohongan jokowi malam ini soal kebakaran hutan, konflik agraria, import jagung dan dana desa adalah sebuah HOAX yang sangat berbahaya, bagaimana negara dikelola dengan kebohongan..?