Eramuslim.com – Tak berlebihan jika kita ucapkan terima kasih kepada M Zaadit Taqwa, Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia. Terlepas, setuju atau tidak terhadap cara dan isi protes yang dilakukan terhadap Presiden Jokowi, namun spontanitas aksi ‘kartu kuning’ mampu membuka mata banyak orang bahwa ada anak muda yang masih berani mengoreksi pemerintah.
Zaadit pantas mendapat apresiasi. Dan itu dilakukan oleh banyak netizen. Aksi ‘kartu kuning’ Zaadit viral dengan cepat di jagad dunia maya. Bahkan ada yang memberikan hadiah pergi Umrah. Selebihnya, aksi Zaadit menginspirasi elemen masyarakat lainnya untuk lebih kritis terhadap penguasa. Bukan hanya di Jakarta namun juga dengan cepat menyebar ke berbagai daerah.
Aksi ‘kartu kuning’ Zaadit adalah khas anak muda. Generasi old bisa saja menilai protes Zaadit sebagai kurang sopan dan sebagainya. Namun, susah membendung ekspresi anak muda jika ruang komunikasi mampet. Spontanitas aksi ‘kartu kuning’ adalah gaya ekspresi anak muda zaman now menyampaikan kritis kepada penguasa. Setuju atau tidak, aksi Zaadit harus diakui sangat efektif sampai sasaran atau target.
Harus diakui belakangan ini ada kegelisahan yang mendalam dikalangan aktivis dan kaum pergerakan. Pasalnya, kaum muda- termasuk mahasiswa-terkesan acuh dan tak peduli dengan situasi. Padahal, kegelisahan kalangan aktivis dan kaum pergerakan sudah sampai ubun-ubun melihat ketidakadilan, jurang menganga antara kaya dengan miskin, impor beras yang mengabaikan produksi petani, serbuan tenaga kerja asing, obral sumber daya alam dan infrastruktur kepada asing hingga terkuaknya tabir kasus malnutrisi di Asmat.