Padahal, berdasarkan catatan CNNIndonesia.com, mantan Kapolda Metro Jaya ini merupakan sosok yang tidak pernah absen dalam menyampaikan pandangannya terkait isu-isu yang ada di lingkungan Polri.
Tito pun bisa dibilang sebagai sosok yang gemar memberikan saran terkait judul yang tepat atas pernyataannya –meski juga kerap mengeluhkan pernyataannya dalam sesi wawancara yang tidak dimuat secara utuh.
Lulusan Akademi Kepolisian 1987 ini memilih menyerahkan penjelasan seputar polemik impor senjata dan amunisi untuk Korps Brimob kepada Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Setyo Wasisto. Namun, penjelasan yang diberikan Setyo kepada wartawan selalu tidak detail dan memunculkan berbagai pertanyaan baru.
Setyo pun mulai memilih tutup mulut saat ditemui di sela-sela Apel Kasatwil 2017, Rabu (11/10). Padahal, wartawan hendak meminta tanggapan Polri atas pernyataan Kepala Pusat Penerangan TNI Mayor Jenderal Wuryanto yang menyebut amunisi tajam pesanan Korps Brigade Mobil Polri memiliki kemampuan luar biasa dan mematikan.
Mantan Wakil Kepala Badan Intelijen Keamanan (Wakabaintelkam) Polri itu hanya mengatakan, kepolisian menghormati keputusan yang telah diambil oleh Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto.
“Saya menghormati Menko Polhukam. Kalau (isu) yang selain soal senjata saya mau, kalau senjata Perbakin boleh,” kata Setyo.
Dilema Tito Karnavian
Pengamat kepolisian dari Universitas Indonesia Bambang Widodo Umar berpendapat, Tito saat ini tengah menghadapi dilema dalam mengakhiri polemik impor senjata dan amunisi untuk Korps Brimob ini.