Suspect 2. Delavar Seyed Mohammad Madreza (29) pemegang paspor Luigi Maraldi, warga negara Italia.
28 Februari 2014
Delavar tiba di KLIA pukul 20.31 WIB, dan mendatakan diri untuk Imigrasi di Konter K49. Dia memegang paspor Italia dengan nomor YA 3189197 dan mengaku baru tiba dari Phuket menggunakan pesawat Qatar Airlines QR 849.
Petugas imigrasi lalu memproses pria tersebut sesuai SOP Imigrasi Malaysia, yaitu menggunakan biometrik untuk sidik jari dan menyesuaikan wajah dengan foto dalam paspor. Petugas Imigrasi juga memberikan Social Visit Pass yang berlaku hingga 90 hari (28 Mei 2014).
7 Maret 2014
Delavar mendatakan diri di konter K31 pada pukul 22.43 untuk keberangkatan. Dia mengeluarkan paspor ‘Italia’nya bersama dengan tiket penerbangan MH 370. Setelah diverifikasi, Delavar diizinkan petugas melanjutkan perjalanan.
C. Usaha Pencarian dan Penyelamatan
Beberapa Negara Menurunkan Tim Operasi Untuk Mencari MH370
Sejauh ini sudah sebanyak 26 negara terlibat dalam pencarian pesawat MH370. Jumlah negara yang ikut naik signifikan, setelah sebelumnya hanya 14 negara. Ke 26 negara itu adalah Malaysia, Australia, Bangladesh, Brunei, China, Prancis, India, Indonesia, Jepang, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Laos, Myanmar, Selandia Baru, Pakistan, Filipina, Rusia, Singapura, Korea Selatan, Thailand, Turkmenistan, UAE, Inggris, AS, Uzbekistan, dan Vietnam. Tim SAR dari berbagai negara itu menyisir dari darat dan laut.
Banyaknya negara yang ikut terlibat dalam pencarian pesawat MAS MH370, otomatis juga menambah jumlah armada yang ikut dalam pencarian menjadi melonjak.
Negara-negara yang terlibat pencarian telah mengerahkan armada terbaiknya. Dengan dilengkapi radar modern, mereka menyisir koridor-koridor yang telah ditentukan.
Cina, mengerahkan beberapa kapal laut dan pesawat canggihnya seperti Ilyushin IL-76 dan Shaanxi Y-8, Cina juga memakai lebih dari 15 satelit milik mereka untuk pencarian besar-besaran terhadap pesawat Malaysia Airlines tersebut.
Satelit Cina memiliki kemampuan pencitraan bumi dengan resolusi-tinggi, pencitraan cahaya dan teknologi lainnya untuk mendukung dan membantu operasi pencarian dan penyelamatan pesawat, juga dapat untuk membantu memonitor cuaca, komunikasi dan operasi pencarian di lokasi hilangnya pesawat. Selain itu China juga memperkuat kemampuan monitoring sistem satelit navigasi Beidou untuk memberikan navigasi yang bisa diandalkan dalam mendukung komunikasi dan operasi penyelamatan.
Angkatan laut Malaysia dan sejumlah negara seperti Malaysia, Filipina, Singapura, Vietnam, China, dan Amerika Serikat kompak mengerahkan kekuatan untuk mencari pesawat yang membawa 227 penumpang tersebut.
Dari pihak Malaysia juga meminta kepada TNI untuk membantu pencariannya. Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut mengirim lima kapal perang dan satu helikopter untuk mencari pesawat Malaysia Airlines (MAS).
Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Marsetio mengatakan, semua kapal perang yang dikerahkan akan bergabung dalam Komando Armada Indonesia Kawasan Barat Tentara Laut Indonesia.
“Saya sudah berhubungan dengan Panglima Tentara Laut Diraja Malaysia (TLDM) Tan Sri Abdul Aziz Jaafar. TLDM minta kita bantu mencari pesawat MAS yang dilaporkan tidak dapat dihubungi itu,” kata Marseti dilansir dari themalaysianinsider, Minggu (9/3/2014). Kelima unit kapal perang tersebut antara lain, satu unit korvet atau KRI Sutanto, dan empat unit kapal patroli yaitu KRI Metafora, KRI Kait, KRI Siribhuah dan KRI Viper.
“Kami kerahkan kekuatan agar misi pencarian ini dapat menunjukkan hasil. Kami juga sentiasa berhubung dengan rekan antarabangsa dalam misi ini,” katanya.
India mengirimkan pesawat jumbo P-8 Poseidon dan C-130 Hercules. Angkatan laut Inggris juga mengirimkan kapal HMS Echo yang berada di Teluk Persia. Karena belum ada serpihan pesawat, maka keberadaan genangan minyak yang mengambang diatas lautan, bukan berarti minyak tersebut berasal dari pesawat Malaysia Airlines.
Ada pula saksi mata dari pihak Vietnam yang melihat sebuah objek yang jatuh dari ketingian. Hal ini diperkuat dengan pemberitaan Tuoi Tre, sebuah harian terkemuka di Vietnam, melaporkan bahwa Angkatan Laut Vietnam telah mengkonfirmasi pesawat telah jatuh ke laut. Menurut Angkatan Laut Laksamana Ngo Van Phat, Komandan Region 5, radar militer mencatat bahwa pesawat itu jatuh ke laut di lokasi 153 km sebelah selatan pulau Phu Quoc.
Selain itu telah ditemukan adanya tumpahan minyak diperairan Vietnam oleh angkatan kaut Vietnam, namun tak ada satupun serpihan pesawat yang terlihat. Setelah diselidiki, ternyata tumpahan minyak tersebut bukan milik pesawat Malaysia Airlines yang hilang dengan nomer penerbangan MH370. Wilayah pencarian pun diperluas hingga 3,6 juta kilometer persegi. Namun belum membuahkan hasil.
D. Laporan-Laporan Para Saksimata
1. Radar militer punya bukti pesawat Malaysia Airlines berbalik arah
Menteri Perhubungan Malaysia Hishammuddin Hussein mengatakan dia belum mengetahui laporan lengkap detik-detik hilangnya pesawat Malaysia Airlines MH370.
Namun radar militer menemukan bukti pesawat berbalik ke arah bandar udara internasional di Ibu Kota Kuala Lumpur namun pilot tidak melapor.
Situs the Malaysian Insider melaporkan, Minggu (9/3/2014), panglima angkatan udara Negeri Jiran Jenderal Tan Sri Datuk Sri Rodzali Daud mengklaim pihaknya mendapat sinyal pesawat berpenumpang 239 orang itu menukik balik ke arah bandara.
“Kami memiliki rekaman dan mendapati terjadi kemungkinan pesawat kembali ke Kuala Lumpur,” ujar Rodzali dalam jumpa pers.
Pihaknya bersama dengan pemerintah mencoba menyelidiki kasus ini. Mereka juga bekerja sama dengan dinas perhubungan antar bangsa. Hal ini menambah kecemasan maskapai lantaran kasus hilangnya pesawat belum pernah terjadi.
Pilot berbalik arah tentu berarti ada bahaya hingga tidak meneruskan perjalanan. Biasanya setelah keputusan balik dibuat, mereka melapor ke menara kawalan perjalanan udara. Namun laporan ini tidak pernah ada. Demikian disampaikan Direktur Eksekutif Malaysia Airlines Ahmad Jauhari Yahya.
2. Bukti Kecerobohan Pilot MAS: Beredar Foto Pilot dan Co-Pilot MH370 Berfoto-ria Dengan Penumpang di Penerbangan Sebelumnya
Co-pilot dari pesawat Malaysia Airlines MH370 yang telah hilang sejak hari Sabtu pernah mengundang dua penumpang wanita ke dalam kokpit pada penerbangan sebelumnya.
“Ini adalah pelanggaran keamanan,” salah satu wanita itu mengatakan pada hari Selasa.
Seorang wanita muda mengklaim dia pernah dihibur di kokpit sepanjang penerbangan pada tahun 2011 oleh co-pilot yang berada di papan pesawat Malaysia Airlines yang hilang pada hari Sabtu itu.
Jonti Roos, yang tinggal di Melbourne, menunjukkan foto-foto yang berpose dengan pria yang ia klaim adalah Fariq Abdul Hamid, 27 tahun – co-pilot yang hilang pada penerbangan Malaysia Airlines MH370.
Ia mengatakan kepada Current Affair bahwa dia dan seorang teman saat bersiap untuk naik pesawat dari Phuket ke Kuala Lumpur pada tahun 2011 lalu, ketika kedua pilot bertanya kepadanya, apakah mereka mau menghabiskan waktu selama penerbangan internasional itu di kokpit.
Roos mengatakan bahwa mereka duduk di kokpit selama lepas landas hingga mendarat dan bahkan pilot meminta mereka untuk tinggal beberapa malam di Kuala Lumpur dengan mereka.
“Sepanjang seluruh penerbangan mereka berbincang-bincang kepada kami dan mereka merokok di seluruh jam penerbangan yang saya pikir sebenarnya mereka tak diizinkan untuk melakukan hal itu,” terang Ross.
“Saya tahu bahwa sepanjang waktu penerbangan, mereka tidak menghadap ke arah depan pesawat dan benar-benar memperhatikan ke depan selama jam terbang. “Mereka mungkin sedikit sembrono. Mereka mengundang kami, dengan sopan meminta kami. Jika kita bisa menemani selama perjalanan maka kami dapat tinggal beberapa malam tambahan lagi,” tambah Ross.
Penumpang tidak diizinkan berada di dalam kokpit dalam kondisi apapun, menurut juru bicara Malaysia Airlines, tapi Ms Roos mengatakan ia tidak pernah merasa tidak aman.
“Saya tidak berpikir di mana aku merasa terancam atau saya merasa bahwa mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan. Aku merasa mereka sangat ramah, tapi aku merasa mereka sangat kompeten dalam apa yang mereka lakukan,” terang Ross.
Roos juga mengatakan bahwa dia terkejut ketika melihat foto-foto Abdul Hamid yang merupakan salah satu dari 239 orang di pesawat yang hilang dalam perjalanan ke Beijing dari Kuala Lumpur itu. “Saya kaget ketika saya menyadari bahwa ia adalah co-pilot yang sama dan bukan hanya itu, tetapi aku telah bertemu dengannya dan saya punya foto di kokpit dengan dia, cukup mengejutkan,” katanya.
Foto-foto ini telah membuktikan bahwa para krew kokpit Malaysia Airlines tidak disiplin dan melanggar prosedur yang telah ditetapkan dunia penerbangan.
Begitu mudahnya seorang penumpang untuk masuk ke dalam kokpit di Malaysia Airlines ini. Bahkan keduanya dipersilahkan berada di ruang kokpit selama perjalanan berlangsung, dari mulai take-off hingga landing.
Bagaimana jika para wanita tersebut membawa senjata dan berniat menyandera, membajak atau membunuh para krew di kokpit? Mungkinkah hal itu terjadi pada penerbangan Malaysia Airlines MH370 yang telah hilang sejak hari Sabtu dan hingga kini belum ditemukan?
3. Keluarga Kapten Zaharie Ahmad Shah, Hilang Sehari Sebelum Kejadian
Keluarga Kapten Zaharie Ahmad Shah, pilot MH370, telah pindah dari tempat tinggal mereka di Seri Laman, sebelum hilangnya penerbangan hari Sabtu lalu. The Malay Mail mengunjungi rumah keluarganya tetapi hanya menemukan seorang pembantu mereka, Norhayati Wahiduddin yang berusia 38 tahun.
“Istri kapten Zaharie dan tiga anaknya berada di rumah kedua mereka di Subang sehari sebelum kejadian,” kata Norhayati. “Mereka hanya kembali sekali untuk mengambil beberapa pakaian dan mereka hanya bertanya apa semuanya baik-baik saja di rumah,” lanjutnya.
Norhayati juga menolak klaim bahwa polisi telah menggerebek rumah seperti yang dilaporkan oleh harian lokal Melayu. “Belum ada yang datang,” katanya menambahkan.
“Anak yang tertua sudah bekerja, yang kedua baru saja menyelesaikan studi di Australia dan yang ketiga masih belajar. Mereka tidak dekat dengan tetangga di sini karena mereka tidak selalu tinggal di rumah ini, ” jelasnya.
Perlu juga diketahui bahwa pilot pesawat Boeing 777 MH370, Kapten Zaharie Ahmad Shah merupakan seorang pilot berpengalaman yang bukan saja mampu menerbangkan Boeing 777 di udara, malah pesawat itu dapat ia ‘diterbangkan’ di dalam rumahnya.
Minatnya terhadap penerbangan amat mendalam, hingga ketika santai dirumah pun, Zaharie sering menghabiskan waktu menerbangkan pesawat pada simulator kokpit Boeing 777 hasil rancangannya untuk terus mempertajamkan kemahiran dalam menerbangkan pesawat Boeing 777 dengan sebaik-baiknya.
Dalam sebuah ruang khusus, ia menempatkan tiga layar LCD ukuran 32 inci dan tiga layar sentuh 21 inci mewakili alat navigasi dan fungsi yang berbeda seperti di dalam pesawat Boeing 777.
Berdasarkan rekod MAS, alumni dari Penang Free School ini telah mencatatkan 18,365 jam terbang sejak di Malaysia Airlines pada 1981. Namun kita tak tahu pasti dengan adanya program simulasi di rumah, ia telah menerbangkan Boeing 777 melebihi rekor rasmi yang dicatatkan.
Desas desus yang bertebaran mempersoalkan, apakah karena kemahirannya mengendalikan Boeing 777 maka ia dipergunakan oleh kumpulan atau individu tertentu untuk ‘melarikan’ pesawat MH370? Atau apakah ia termasuk dalam kumpulan tersebut sehingga pasukan polisi memeriksa kediamannya?
4. Nelayan Melihat Pesawat Terbang Rendah di Laut Cina Selatan
Seorang nelayan telah mengaku melihat sebuah pesawat terbang lebih rendah daripada biasa di Laut China Selatan, kira-kira 8 km nautika dari Kuala Besar, Pantai Cahaya Bulan, waktu subuh pada Sabtu (8/3/2014).
Azid Ibrahim, 66 tahun, berkata, bahwa dia telah melihat pesawat itu kira-kira jam 1.30 pagi di hari Sabtu, saat mencari ikan dikawasan tersebut.
“Pesawat itu terbang rendah mengarah keluar dari negara ini (Malaysia) menuju ke tengah laut,” jelasnya.
“Ketika itu hanya saya dan Pak Da (kawannya) saja yang melihat pesawat itu. Yang lain sedang tidur,” terangnya.
“Sudah biasa kami melihat pesawat di kawasan ini karena wilayah ini adalah jalur utama penerbangan internasional, tapi kali ini pesawat terbang lebih rendah dari biasa. Saya tidak pasti berapa tinggi pesawat itu dari permukaan laut, cuma nampak lampunya sebesar buah kelapa dan dibawah awan. Itu yang saya heran,” katanya.
Azid, yang sudah berpengalaman selama 10 tahun menjadi nelayan di laut berkata, bahwa dia baru mengetahui mengenai hilangnya Malaysia Airways nomer penerbangan MH370 jurusan Kuala Lumpur ke Beijing Cina, selepas mengikuti berita di televisi pada malam berikutnya.(Bersambung/rz/indocropcircles.wordpress.com)