Telaah Kecil Geopolitik: Perang Hibrida di Myanmar

Eramuslim.com – Tampaknya, hipotesa saya di catatan kecil: “Membaca Isu Kudeta Myanmar dan Kudeta Demokrat di Sumut” (Clue Geopolitik), tidak meleset-meleset amat — meski belum tentu benar, artinya masih nisbi atau bersifat relatif. Hipotesanya seperti apa?

Bahwa Junta Militer di Myanmar merupakan proxi Cina dan Aung San Suu Kyi adalah proxi dari Amerika (AS). Itulah potret proxy war. Perang perpanjangan tangan melalui pihak ketiga. Tandanya mana?

Adanya kerusuhan sosial di Myanmar mengarah pada ‘sentimen anti-Cina’ — karena amuk massa hanya membakar, merusak dan menjarah beberapa pabrik serta investasi milik Cina saja, sedang investasi negara-negara lain tidak diganggu oleh massa.

Dari perspektif geopolitik, hal ini juga merupakan bentuk perang asimetris (asymmetric war) melalui gerakan massa seperti halnya Arab Spring yang melanda beberapa negara di Jalur Sutra, ataupun peristiwa Mei 1998 di Jakarta yang melengserkan Orde Baru. Ya, asymmetric warfare alias peperangan nirmiliter menggunakan kekuatan aksi massa.