Umat Islam dan ulama memang senantiasa hadir manakala bangsa sedang genting. Tokoh Islam HOS Cokroaminoto dan para ulama memulai gerakan kemerdekaan Indonesia dengan mendirikan Syarikat Dagang Islam (SDI) pada 16 Oktober 1905. Gerakan ini pada mulanya dibentuk untuk melawan persaingan dagang dengan para taipan Cina ketika itu. Kemudian menjadi benih gerakan kemerdekaan Indonesia. Bahkan Proklamator Bung Karno dididik dan menjadi menantu HOS Cokroaminoto. Di masa penjajahan Jepang, Buya Hamka dan KH Mas Mansyur berhasil mendesak pemerintah Jepang membentuk PETA (Pembela Tahan Air) yang kemudian menjadi inti Tentara Nasional Indonesia (TNI) bersama laskar pemuda Islam lainnya. Menjelang kemerdekaan, Kyai Haji Agus Salim dan KH Haji Wahab Hasbullah termasuk Bapak Pendiri Bangsa. Dan di masa perjuangan mempertahankan kemerdekaan, guru Muhammadiyah Jenderal Soedirman yang soleh, menjadi Panglima Besar pertama TNI.
Di masa penjajahan Belanda dan Jepang, banyak umat Islam dan ulama tewas karena membela Tanah Air, kehormatan agama Islam, dan terutama karena niat mengabdi kepada Alloh SWT. Jika saat ini umat Islam dan ulama bergerak, mungkin karena ada yang mengganggu kehormatan Tanah Air dan Agama Islam Bila situasi ini terus berlanjut, maka kematian enam pemuda Islam dan kematian kaum muslimin berikutnya adalah kematian yang terhormat.[]