Sementara untuk utang ke asing, surat utang pemerintah tak mungkin laku karena nilai tukar rupiah yang tidak stabil dan asing tidak percaya kemampuan pemerintah. Upaya pemerintah menjual surat utang secara ritel dengan harga Rp 1 juta per kupon baru baru ini, tampaknya akan sulit menuai hasil. Kecuali pemerintah membangun kios kios ritel sampai ke kampung kampung untuk jual surat utang, agar surat utang pemerintah bisa dibeli oleh buruh dan petani. Tapi itu akan sulit karena petani dan nelayan tidak biasa tumpuk harta dalam bentuk kertas.
Ada alternatif lain yakni jual aset aset negara. Namun sayangnya aset negara di BUMN sudah habis dijual, yang tersisa adalah aset aset pemerintah daerah dan pusat berupa tanah dan bangunan milik pemerintah. Paling paling ini yang dapat dijual. Jenis aset ini memang sangat disukai oleh para Taipan. Tapi ini juga sulit karena para Taipan harus pinjam uang bank, sedangkan bank dalam negeri liquiditasnya juga sedang cekak.
Jadi tahun ini akan menjadi tahun paceklik bagi pemerintahan Jokowi karena tidak bisa bayar utang. Bagi bangsa Indonesia, belum bisa dibayangkan apa yang terjadi jika pemerintah tidak bisa bayar utang, apakah pemerintahnya akan berhenti atau negara disita investor? Lebih baik mana ya? Wallahualam…[kk/teropongsenayan]
Penulis: Salamuddin Daeng