Romi dibully banyak netizen. Macam-macam komentar tentang ketua umum PPP ini. Pada dasarnya publik menyesalkan cara Romi ‘mengejar’ Mbah Moen sampai ke kamar pribadinya.
Sebetulnya, masalah doa salah ucap itu sederhana saja. Tidak rumit. Ada acara Sarang Berzikir, Jumat (01/02/2019). Pak Jokowi hadir dan duduk bersebelah dengan Kiyai Maemoen. Kertas doa sudah disiapkan Kiyai yang sangat dihormati itu. Beliau simpan di dalam saku bajunya.
Tibalah saat acara akan ditutup dengan doa yang disampaikan oleh Mbah Moen. Doa ini dimaksudkan untuk kesuksesan Pak Jokowi terpilih kembali menjadi presiden kedua kali. Setelah selesai sederetan ‘iftitah’ (pembuka) doa, sampailah ke kalimat-kalimat kunci. Yaitu, kalimat doa untuk Jokowi.
Diperkirakan, nama Jokowi tertulis di kertas yang berwarna kuning itu. Tetapi, entah bagaimana dengan kuasa Allah, Mbah Moen menyebut lebih-kurang “…Pemimpin ini, presiden ini, Pak Prabowo, jadikanlah ia terpilih kedua kalinya.”
Romi memang memberikan penjelasan yang masuk akal. Doa dalam bahasa Arab itu aslinya dimaksudkan untuk Pak Jokowi. Logis apa yang dikatakan oleh Romi. Karena memang ada tertera dan tersebut kata “dua kali”. Tentu yang dimaksudkan adalah Jokowi.
Hanya saja, lisan Kiyai Maemoen ‘digerakkan’ untuk menyebut “Prabowo”. Memang tidak logis Prabowo didoakan terpilih kedua kalinya. Selama beberapa saat, penyebutan nama Prabowo itu mengalir natural. Sampai akhirnya Romi bangkit dari kursinya dan menghampiri Mbah Moen untuk mengatakan bahwa beliau salah sebut nama.
Romi meminta Kiyai mengulangi doa di bagian nama Jokowi supaya sebutan “Prabowo” diganti dengan “Jokowi”. Dalam proses untuk mengulang itu, mikrofon terganggu. Tak keluar suara.