Suara Dari AS kepada Indonesia: Hentikan Membisniskan Covid-19!

Mengambil alih tanggung jawab alias bertanggung jawab itu menjadi bagian dari karakter keamanahan dalam kehidupan publik. Itu yang menjadikan di India misalnya dua belas Menteri yang mengundurkan diri akibat peristiwa Covid 19 varian Delta baru-baru ini.

Apakah mereka salah? Belum tentu. Mereka tidak sampai mengkorupsi dana Covid yang diperuntukkan untuk masyarakat luas. Tapi rasa tanggung jawab itulah yang menjadikan mereka secara batin merasa bersalah, dan pada tingkatan tertentu merasa tertekan akibat banyaknya warga India yang meninggal baru-baru ini.

Semoga hal ini bisa menjadi renungan para pejabat di negeri Indonesia tercinta. Syukur-syukur mereka menjadikannya dorongan untuk membangun “sense of responsibility” (rasa tanggung jawab) sebagai pengejewantahan dari karakter amanah atas tanggung jawab publik yang diembannya.

Di sisi lain kita akui bahwa upaya melawan Covid 19 ini memerlukan upaya menyeluruh (comprehensive efforts). Dan karenanya semua pihak harus mengambil tanggung jawabnya masing-masing pada kapasitasnya. Termasuk di dalamnya tokoh-tokoh agama dan masyarakat secara umum. Masing-masing bisa memainkan peranan yang signifikan dalam upaya tersebut.

Dan karenanya kedisiplinan warga dalam menjalankan segala protokol kesehatan, termasuk menghindari kerumunan untuk sementara, harus diikuti. Dan semua ini dilakukan tidak dengan mental “kucing-kucingan”. Jika ada petugas nampak taat. Setelah itu dilanggar seolah biasa saja.

Demikian juga para tokoh agama dan para Ulama. Mereka memiliki peranan yang cukup menentukan. Bahwa tokoh agama harus menyadarkan jamaahnya (pengikutnya) untuk ikut memainkan peranan melawan Covid ini. Tidak justeru sebaliknya jamaah disuguhi ragam theorist yang menjadikan mereka ragu, bahkan memandang enteng bahaya Covid ini.

Hentikan membisniskan Covid 19 

Salah satu faktor krisis utama dan masalah terbesar dalam penanganan Covid 19 di Indonesia adalah kuatnya tendensi “egoisme ketamakan” hampir semua pihak. Dalam upaya penanganan, illa man rahima Rabbuh (kecuali siapa yang dirahmati Allah), semuanya mengedepankan apa keuntungan yang akan didapatkan dari penanganan Covid 19 ini.