Strategi Baru Lobbi Yahudi AIPAC

Perdana Menteri Benyamin Netanyahu banyak mendapat kritik di Israel, karena mengeksploitasi pembunuhan lima anggota dari satu keluarga, termasuk tiga anak-anak, di permukiman Itamar dekat Nablus.

Netanyahu menuntut Presiden Mahmoud Abbas mengutuk pembunuhan itu, kemudian Mahmud Abbas muncul di radio dan televisi Palestina mengutuk pembunuhan. Meskipun Abbas telah mengeluarkan pernyataan yang luar biasa keras, tidak setelah terjadinya pembunuhan itu.

Sebenarnya tidak ada artinya dibandingkan dengan korban yang dialami rakyat Gaza, yang mati akibat agresi militer Israel. Di mana fakta telah dengan jelas, begitu banyaknya kematian yang diakibatkan agresi itu. 150 orang tewas dan lebih 300 anak-anak Palestina yang tewas oleh IDF selama perang Gaza. Bahkan, seseorang akan sulit sekali menemukan pemerintah Israel yang mengecam dan apalagi mengutuk pembantaian yang dilakukan pasukan IDF. Sampai sekarang.

Tetapi, pembunuhan keluarga Israel itu menyebabkan serangan fitnah terhadap Otoritas Palestina (PA)yang baru-baru ini dipuji oleh Israel sebagai mitranya. Perubahan sikap Israel yang mulai melunak, yang sebelumnya ketika lobi Israel di Amerika AIPAC menyerang Abbas dan PA, kembali ke gaya masa lalu yang buruk, ketika kekuatan lobi Yahudi itu melihat semua orang Palestina sebagai: "Sebagai musuh Israel".

Ada tiga alasan mengapa AIPAC (American Israel Public Affairs Committee), sebuah organisasi yang mempunyai pengaruh di Washington, yang selalu mengikuti situsai dan kebijakan politik Amerika di Timur Tengah.

Pertama bahwa AIPAC merupakan kekuatan lobi Yahudi yang sangat setia kepada pemerintahan Partai Likud yang dipimpin Netanyahu.AIPAC sebuah kekuatan lobi politik Israel, yang sangat konservatif, dan memiliki garis ideologi yang sama dengan partai Likud.

Kedua bahwa AIPAC selalu memberikan memberikan informasi yang detil kepada Israel tentang kebijakan yang akan diambil oleh Kongres Amerika Serikat.Ini sangat penting bagi pemerintah Israel. Karena dengan informasi itu pemerintah Israel dapat melakukan antisipasi setiap kebijakan yang akan diambil oleh Kongres maupun Gedung Putih.

Ketiga, AIPAC memberikan indikator yang dapat diandalkan kebijakan masa depan pemerintahan Obama. Pemerintah Obama mendapat "petunjuk" dari AIPAC, baik dari AIPAC sendiri dan dari Dennis Ross. Dennis adalah mantan ketua think-thank AIPAC, sebuah Lembaga Kebijakan Timur Dekat yang berpusat di Washington, dan sekarang menjadi atas penasihat presiden tentang isu-isu Timur Tengah.

Beberapa bulan berikutnya, AIPAC mempersiapkan untuk konferensi tahunan (22-24 Mei), yang akan sangat bermanfaat bagi pengamat AIPAC. Konferensi ini adalah peristiwa besar, dihadiri oleh sebagian besar anggota DPR dan Senat, perdana menteri Israel, dan yang akan juga dihadiri oleh presiden atau wakil presiden Amerika Serikat.

Konferensi ini juga akan dihadiri oleh ribuan delegasi dari seluruh negara dan oleh para kandidat untuk Kongres yang menggalang dana untuk kampanye mereka pada acara tersebut. Tahun ini, calon Partai Republik terkemuka untuk Presiden juga akan hadir, semua berlomba-lomba untuk mencari dukungan dengan menjanjikan kesetiaan abadi dengan agenda AIPAC.

Konferensi atau telur?

Konferensi ini sebenarnya diselenggarakan di Convention Centre di Washington. Saat ini, pejabat-pejabat tinggi AIPAC akan memutuskan mana kebijakan yang paling penting untuk disampaikan kepada ratusan pejabat yang akan hadir. Kebijakan tersebut akan merupakan agenda AIPAC, tidak hanya untuk konferensi, tetapi untuk setahun ke depan.

Dalam beberapa tahun terakhir, pesan utama AIPAC adalah tentang ancaman nuklir Iran dan pandangannya tentang bahaya yang ditimbulkan oleh program nuklir Iran. Juru bicara berulang kali menyampaikan tentang berbagai tema, yang menjadi perhatian konferensi AIPAC selama dekade terakhir. Mereka memiliki keprihatinan yang mendalam tentang bahaya ancaman nuklir, yang akan menciptakan holocaust, seperti yang juga sering diucapkan oleh Netanyahu.

Para pemimpin AIPAC meginginkan agar ada resolusi yang menjatuhkan "sanksi melumpuhkan" terhadap Iran. Selain itu, Israel tetap menginginkan adanya opsi militer sebagai pilihan, bila sanksi tidak berhasil menghentikan nuklir Iran. Kebanyak resolusi itu juga mendapatkan dukungan dari Kongres dan ditandatangani menjadi undang-undang oleh presiden berasal di AIPAC.

Tetapi, situasi yang terjadi di dunia Arab dan Afrika Utara, perhatian terhadap Iran tidak menjadi penting, dan Israel serta lobi Yahudi AIPAC, masih berusaha memahami preubahan yang terjadi, dan seberapa besar dampaknya bagi masa depan Israel.

Karena "resvolusi" itu masih terus berlangsung dan baru dalam mencari bentuk baru. Dan apakah negara-negara baru itu mempunyai sikap yang berbeda dengan pemerintahanyang sebelumnya? Perubahan di dunia Arab dan Afrika Utara, membuat AIPAC akan melakukan reorietasi bagi seluruh kebijakannya di dunia Arab.

Tema utama konferensi yang akan diselenggarakan AIPAC itu, bagaimana Israel dengan perubahan di dunia Arab dan Afrika Utara, dan Israel yang tanpa partner atau sekutu? Perubahan di dunia Arab sudah terjadi sejak tahun 1979, di mana Shah Iran yang merupakan sekutu utama Israel telah jatuh, dan digantikan rezim mullah yang tidak ramah dengan Israel. Negara-negara Arab yang menjadi kolaborator telah pergi dan sekrang yang ada adalah rakyat yang sangat berpengaruh dalam konstalasi politik di dunia Arab dan Afrika Utara

Israel dan AIPAC akan merumuskan kembali kebijakan masa depan mereka di seluruh kawasan, tanpa sekutu dan kolaborator yang dapat dijadikan alat, yang mendukngnya. Seluruh kawasan telah berubah.

Negara-negara yang memiliki posisi geopolitik sangat strategis semuanya telah berubah.Merka tidak lagi dapat menjad kolaborator Israel. Mesir, Tunisia, Arab Saudi, Yordania, Yaman, Irak, Iran, dan kawasan Afrika, berubah. Di mana masa depan Israel.

Negara Yahudi itu dikelilingi negara-negara baru, dan rezim baru yang menjadi negara ‘front line’, yang sekarang akan lebih mendengarkan suara rakyatnya. Kebijakan Israel yang menjajah itu, pasti akan menemukan jalan buntu, dan akan berakhir dengan sendiri. AIPAC yang mencoba memanipulasi Kongres dan Gedung Putih dan mendesak agar Gedung Putih tidak mengakui negara Palestina merdeka. (mh)