Pertama, faktor ekonomi. Rakyat jelata bertambah sulit hidupnya (nelongso), susah cari pekerjaan, sembako mahal, perusahaan banyak gulung tikar, banyak pengangguran, tenaga kerja China banjiri Indonesia, kekayaan alam Indonesia dikuras bukan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
Kedua, faktor Agama. Ulama di kriminalisasi, umat dipecah belah dan komunis ditengarai bangkit di Indonesia.
Ketiga, korupsi merajalela. Korupsi di eksekutif, legislatif dan yudikatif sendiri-sendiri serta berjamaah masif dilakukan. Pembangunan infrastruktur yang dijadikan andalan tidak luput dikorupsi.
Keempat, utang pemerintah Indonesia serta BUMN semakin bertambah besar jumlahnya, sehingga amat membebani APBN karena sangat besar dana dialokasikan untuk bayar bunga dan utang pokok. Dampaknya, rakyat tidak merasakan kesejahteraan dalam pembangunan
Kelima, kedaulatan Indonesia tergadai. Untuk mengecam pembantaian Muslim Rohingya dan Uighur tidak berani dilakukan.
Keenam, kesenjangan, ketidakadilan dan separatisme dibiarkan.
Atas dasar itu, kita menyaksikan dukungan rakyat kepada Prabowo-Sandi dalam Pemilu Presiden 2019 bagaikan tsunami yang menerjang-tidak bisa dibendung oleh siapapun, seperti yang pernah dialami Jokowi dalam Pilgub DKI 2012 dan Pemilu Presiden 2014.(kl/krfts)
Allahu a’lam bisshawab