Soal Aqidah pada ‘Corona’ (Bag.2, Habis)

Eramuslim.com – Sejak itulah virus mewabah seantero manusia. Karena manusia berpaham ‘ration scripta’, seperti kata Kant, yang mendominasi dimana-mana. Mereka memimpin, mengendalikan orang-orang. Mereka tak lagi berpaham pada Tuhan, sebagai pencipta segala perbuatan. Melainkan percaya segala perbuatan, adalah kehendak manusia. Bukan Tuhan. Virus ini yang lebih dulu menjalar seantero dunia. Termasuk negeri-negeri muslim.

Daulah Utsmani, pun runtuh, digerogoti paham ‘neo mu’tazilah’ yang lebih ekstrim dari mu’tazilah. Dditambah kebangkitan paham ‘mujasimmah’ yang datang dari negeri Arab. Mereka yang kini mendominasi, hingga menguasai haramayn. Karena ‘mujasima’ memang sejak dulu bisa berjalan beriringan dengan mu’tazilah.

Tapi kini kendali dunia bukan berada ditangan ‘neo mu’tazilah’. Bukan pula ditangan penganut ‘mujasimmah’, yang masih yakin akan adanya Allah. Melainkan dibahwa kontrol kaum ‘ration scripta’, yang meyakini rasionalitas dan empirisme semata.

Yang melihat corona sebagai virus, buah dari hasil kreasi laboratorium saja. Tak melihat di sana ada ‘perbuatan Tuhan’. Melainkan dianggap sepenuhnya ‘perbuatan manusia.’ Maka, kesembuhan atau antivirusnya, seolah menunggu pula hasil kreasi laboratorium dari manusia. Inilah yang mengendalikan dunia. Alhasil mencuatkan solusi, ala rasionalitas lagi. Social distance dan sejenisnya, dengan sandaran nalar semata.