Soal Aqidah pada ‘Corona’ (bag.1)

Eramuslim.com – Virus Corona mendadak mendunia. Seantero jagat terkena dampaknya. Bak ‘yajjuj dan makjuj’ yang dilepaskan dari negeri China. Merangsek seluruh jagat. Membuat kerusakan dan kepanikan. Terutama dampak ‘kepanikan’ yang terasa. Dari China, Amerika, Eropa hingga pelosok kampung di negeri Melayu.

Media –baik konvensional maupun media sosial—berhasil membuat ‘ketakutan’ orang-orang. Negara modern (modern state), menjadi mesin yang beroperasi melancarkan ‘ketakutan’ itu. Dunia dilanda hororisme. Seolah ‘Tuhan’ tak lagi hadir dalam kehidupan dunia. Hanya urusan medis dan rasional semata.

Disini ada beberapa cara pandang melihat wabah ‘corona’. Ada yang melihatnya dari sisi filsafat murni. Rasionalitas belaka. Bahwa ini urusan medis. Urusan penyakit, bersumber dari ‘virus cofid-19’. Sumbernya berasal dari sebuah virus. Asal virus, berasal dari sebuah hasil laboratorium medical. Yang kemudian memancar menjalar. Donald Trump menyebutnya “virus China”. Karena memang muasalnya dari negeri China. Lalu mewabah, membuat berita-berita menggemparkan dunia.

Ini cara pandang rasionalitas belaka. Maka, obatnya hanya dengan anti virus. Ada virus, tentu ada anti virus. Penglihatan nalar seperti ini, menampikkan unsur keterlibatan ‘Tuhan’ sama sekali. Dan kaum ini yang jamak memberikan informasi. Bahwa virus ini seolah bukan dari ‘Tuhan’. Melainkan dari sebuah laboratorium manusia.