Hersubeno Arief: Siklus Perubahan Politik 20 Tahunan, Adu kuat Jokowi V.S Mahasiswa

Ratusan petugas KPPS tewas, dan penyalahgunaan aparat kepolisian untuk menekan kelompok oposisi.

Masyarakat sipil juga terbelah dalam dua kubu. Media yang sebagian besar dimiliki oleh konglomerat dan petinggi parpol, menjadi humas penguasa dan digunakan untuk menekan oposisi.

Namun upaya pelemahan KPK melalui revisi UU, dan pemilihan pimpinan yang KPK yang cacat secara etik, membuat mahasiswa siuman. Mereka bergerak!

Mahasiswa di daerah menyasar gedung-gedung pemerintah. Di Jakarta mereka menyatroni gedung DPR. Pagar gedung DPR dijebol.

Senin malam sebagian mahasiswa ada yang bermalam di Komplek DPR. Selasa (24/9) mereka akan kembali datang dengan massa yang lebih besar, dan berencana menduduki gedung DPR.

Para dosen dan pimpinan perguruan tinggi, secara diam-diam mulai mendukung gerakan mahasiswa. Padahal mereka selama ini selalu membebek apapun maunya penguasa. Sejumlah kampus diliburkan, untuk memberi kesempatan mahasiswa berunjukrasa.

Isu pelemahan KPK ini digunakan oleh mahasiswa menuntut pengunduran diri Jokowi. Dianggap bagian dari oligarki yang mengebiri KPK, melindungi para koruptor.

Tergantung Konsistensi Dan Stamina Mahasiswa

Apakah gerakan ini akan berujung pada jatuhnya Jokowi seperti dituntut mahasiswa, dan siklus politik 20 tahunan akan kembali terjadi. Atau terjadi kompromi-kompromi politik?

Semuanya berpulang kembali pada konsistensi dan daya tahan aksi mahasiswa.

Apakah mereka berhasil digembosi dan masuk angin di tengah jalan. Atau terus berjuang sampai tuntutan mereka dipenuhi seperti para pendahulunya aktivis mahasiswa 1998?

Presiden Jokowi sudah dengan tegas menolak menerbitkan Perpu membatalkan pemberlakuan UU KPK yang baru. Artinya UU tersebut akan efektif berlaku 30 hari setelah disahkan DPR. Pimpinan KPK dibawah komando Irjen Pol. Firli Bahuri juga akan segera dilantik.

Sikap Jokowi ini sangat mengejutkan. Apakah dia tidak menyadari besarnya ancaman yang tengah dihadapi. Seperti biasa menggampangkan persoalan?

Meledaknya aksi mahasiswa di berbagai kota, menunjukkan kontrol pemerintah, dalam hal ini aparat intelijen dan Polri tidak sekuat yang dibayangkan.

Bisa kebobolan. Namun bisa juga dibobolkan.

Aksi unjukrasa mahasiswa ini membuat pemerintah gugup dan gagap.

Pemerintah kini tengah menghadapi berbagai persoalan besar yang tak mampu ditangani. Overloaded.

Defisit APBN, pelemahan fiskal, krisis Papua, kebakaran hutan, defisit BPJS, harga-harga kebutuhan pokok yang terus melambung, daya beli masyarakat terus menurun. Yang paling parah adalah tingkat kepercayaan publik sangat rendah terhadap pemerintah.

Sekarang tinggal adu kuat antara mahasiswa dan kekuatan-kekuatan sipil masyarakat versus para penguasa di bawah rezim Jokowi.

Kemana semua ini akan bermuara? Apakah siklus 20 tahunan akan kembali terjadi, dan sejarah akan mencatat tahun 2019 sebagai: Hari Kebangkitan Mahasiswa Indonesia?

Gerakan mahasiswa 2019 akan memainkan peran kunci dan membuktikannya.

Oleh HERSUBENO ARIEF
Penulis adalah pemerhati ruang publik.