Tulisan ini sekali lagi ditujukan untuk merekam potret peristiwa jatuhnya HRS dan FPI ke dalam perangkap rezim sebagai faktor penggerak naiknya kekuatan politik massa Islam dengan apa yang dikenal dengan populisme Islam. Naiknya populisme Islam inilah sebenarnya yang paling tidak disukai oleh Barat, karena akan mengganggu skenario mereka di Indonesia. Dan Barat sekarang tengah konsentrasi berhadapan dengan Rusia, musuh yang jauh lebih trengginas ketimbang populasi Islam.
*Kronologi Pembubaran FPI*
10 November 2020
HRS tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, sekitar pukul 09.40 WIB dengan pesawat Boeing 777-300 Saudi Arabian Airlines SV816.
Dia kembali ke Indonesia setelah selama tiga tahun menetap di Arab Saudi.
Kedatangannya disambut massa simpatisan yang sudah menunggu di bandara.
Dari bandara, HRS langsung menuju kediamannya di Petamburan, Jakarta Pusat.
13 November 2020
HRS melakoni kegiatan pertamanya setelah kembali ke Indonesia, yaitu Maulid Nabi di Majalis Taklim Al Afaf pimpinan Al Habib Ali bin Abdurrahman Assegaf di Tebet, Jakarta Selatan, pada Jumat dini hari.
Pada Jumat siang, HRS beserta rombongan menyambangi Pondok Pesantren Agrokultural Markaz Syariah di Megamendung, Kabupaten Bogor, untuk menghadiri acara peletakan batu.
Dalam perjalanan, HRS disambut ribuan simpatisan saat melintas di daerah Puncak, Bogor.
14 November 2020
HRS mengadakan pernikahan putri keempatnya, Sharifa Najwa Shihab, sekaligus Maulid Nabi Muhammad di kediamannya di Petamburan pada Sabtu malam.
Para tamu membanjiri tempat acara. Protokol kesehatan seperti menjaga jarak pun sulit diterapkan.
Tak hanya itu, banyak tamu yang terlihat tidak mengenakan masker sebagaimana diwajibkan pemerintah di masa pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
7 Desember 2020
5 orang (;6, Ralat-Red) anggota FPI yang mengawal HRS terbunuh.
13 Desember 2020
HRS ditahan oleh Polda Metro Jaya.
30 Desember 2020
FPI dibubarkan oleh Administrasi Rezim Jokowi.