Siapa Lagi Setelah Din Syamsuddin dan Nurhayati Subakat?

Eramuslim.com – Gerakan Anti Radikalisme ITB atau GAR ITB pantas disebut perusak kerukunan dan modal sosial yang dimiliki bangsa Indonesia. Tindakan mereka sungguh gegabah dalam menilai seseorang. Bahkan tuduhannya tidak main-main pada Pak Din Syamsudin: dianggap radikal.

Saya teringat pernyataan Mantan Kepala BPIP Dr. Yudi Latif beberapa tahun lalu, menurut Yudi, terkadang pemikiran seorang tokoh lebih luas dari kategorisasi yang kita ciptakan.
Sayangnya pemikiran gerombolan GAR ITB malah lebih sempit dari kategori yang tersedia.

GAR ITB sepertinya di-ada-kan memang untuk meng-ada-ada. Gara-gara yang mereka bikin mengalihkan kita pada isu-isu penting, wajar banyak sekali yang protes, hingga Prof. Dr. Mahfud MD menulis “Beliau Pak Din Syamsuddin itu kritis bukan radikalis.”

Tokoh lain yang mereka laporkan dan mereka curigai radikal adalah Nurhayati Subakat. Padahal di tahun 2019, Nurhayati Subakat telah membantu kampus mereka ITB itu senilai Rp 52 miliar untuk infrastruktur, penelitian dll.

Kita pun ingat, pada 20 Maret 2020, Nurhayati Subakat menjadi pengusaha pertama yang menyumbang Rp 40 miliar untuk penanganan COVID-19.

Kasus COVID-19 pertama di NKRI diumumkan Presiden Jokowi pada 2 Maret 2020, enam belas hari setelah pengumuman itu, pada 18 Maret 2020, Nurhayati Subakat langsung menyumbang dan berlanjut dengan bantuan-bantuan berikutnya.