Siapa Calon Ketum PBNU yang akan Memenangkan Muktamar NU ke-34?

Selain itu, secara politik, Kiai Yahya dianggap sebagai tokoh baru yang berpotensi mengubah pola relasi antara NU dengan sejumlahs stakeholders di Tanah Air, mulai dengan partai-partai politik tertentu hingga Ormas-ormas lain yang selama ini cukup sering bersitegang dengan NU di bawah kepemimpian Kiai Said yang cenderung memiliki gaya komunikasi yang terbuka dan apa adanya.

Karena itu secara politik, Kiai Yahya tidak memiliki resistensi besar dari kekuatan-kekuatan politik internal maupun eksternal NU.

Terlebih lagi jika Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar bisa membuat kesepakatan agar kemenangan Gus Yahya tidak dijadikan sebagai ajang konsolidasi kekuatan untuk men-challenge kepemimpinan Cak Imin yang telah bertahan selama lebih dari 20 tahun di PKB ini.

Terlepas dari itu, narasi sensitif yang bisa digarap untuk melemahkan dukungan Kiai Yahya salah satunya terletak pada isu “pro-Israel” yang seringkali dikaitkan dengan kehadirannya di sebuah even forum internasional di Tel Aviv beberapa tahun lalu.

Jika Kiai Yahya mampu mentralisir dan menjelaskan alasan kehadirannya di forum internasional tersebut dengan baik pada PWNU, PCNU, dan PCI-NU, maka besar kemungkinan ia mampu mengonsolidasikan kekuatannya untuk memenangkan kontestasi di Muktamar ke-34 ini.