Namun begitu, saya percaya Mahfud tidak terlalu kecewa pada soal pembatalan dirinya sebagai pendamping Jokowi. Tetapi dia sepertinya sangat kecewa pada cara-cara yang digunakan oleh pihak-pihak tertentu yang dianggap telah merendahkan muruahnya.
Apabila semua yang diceritakan Mahfud itu benar adanya, maka serangan balik Mahfud kepada sejumlah pihak yang nama-namanya ia sebutkan semalam menurut saya cukup beralasan.
Jadi, walaupun terpaksa harus mendobrak pagar etika komunikasi dalam pergaulan politik, tindakan Mahfud itu saya kira terbilang wajar.
Tetapi, pada sisi yang lain Mahfud tampaknya kurang menyadari akan dampak negatif yang mungkin muncul dari testimoninya itu. Saya mencatat setidaknya ada dua pernyataan Mahfud yang berpotensi merugikan pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin.
Pertama, soal penyebutan nama cawapres dari NU yang bebas korupsi. Mengutip pernyataan Said Aqil Siradj, pada pokoknya Mahfud berujar bahwa diantara sejumlah nama cawapres yang disodorkan oleh NU kepada Jokowi, hanya ada dua nama yang bebas korupsi: Said Aqil Siradj sendiri dan Mahfud MD.
Dari pernyataan tersebut, muncul pertanyaan: bagaimana dengan Ma’ruf Amin? Bukankah Ma’ruf juga menjadi salah satu tokoh yang namanya ikut ditawarkan oleh NU dan kini bahkan sudah resmi diusulkan sebagai cawapres Jokowi.
Walaupun Mahfud hanya mengutip Said Aqil, tetapi pernyataan itu menurut saya justru akan mengundang rasa penasaran masyarakat. Sebab saya menangkap mulai ada yang memperbincangkan hal tersebut.
Soal yang kedua adalah terkait penyebutan nama Ma’ruf Amin sebagai aktor dibalik munculnya ancaman NU kepada Jokowi.
Pernyataan yang disebut oleh Mahfud bersumber dari Muhaimin Iskandar itu pada pokoknya menyebutkan bahwa orang yang menyuruh pengurus NU agar menyampaikan ancaman: NU akan keluar meninggalkan Jokowi kalau yang diangkat bukan kader NU sebagai cawapres, ternyata adalah Ma’ruf Amin.
Informasi tersebut jelas sangat mengejutkan. Sebab, jika keterangan yang disampaikan oleh Muhaimin kepada Mahfud itu benar adanya, dikhawatirkan orang bisa seenaknya membuat kesimpulan bahwa Ma’ruf adalah penggagas dari ancaman NU kepada Jokowi. Apalagi pada akhirnya Ma’ruf yang dipilih oleh Jokowi