Sejak Kapan Sholat Tarawih Perlu Izin Menko Marives?

Oleh : *Ahmad Khozinudin*

Sastrawan Politik

 

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, salat tarawih di tempat ibadah tahun ini diperbolehkan. Namun, meskipun ibadah bersama yang dilaksanakan umat Islam itu diperbolehkan, tetap ada upaya pencegahan penularan COVID-19. Upaya-upaya itu berupa rajin mencuci tangan, memakai masker, dan semuanya telah menerima vaksin COVID-19 hingga dosis ketiga atau booster.

“Kita makanya nanti mau puasa ini supaya semua booster, supaya nanti Ramadan bisa lebih bebas. Kalau tarawih bisa lebih bebas, (barisan) rapat, tapi tangan dicuci, ini (masker) pasang, booster,” kata Luhut (19/3).

Entah makhluk macam apa menteri yang satu ini, segala hal yang diurusi. Saat pentas balapan di Mandalika, atau saat prosesi ibadah Natal dan tahun baru, tak ada ujaran tentang voksan vaksin hingga urusan masker. Tapi mengapa di kegiatan ritual ibadah umat Islam, menteri yang satu ini campur tangan ?

Penanganan pandemi ini sudah tak logis lagi, aturan disesuaikan selera penguasa, suka-suka penguasa. Sampai urusan kadaluwarsa vaksin saja bisa diatur penguasa.

Demi memperpanjang usia kekuasaan, pandemi bersuara lantang dan menjadi pusat perhatian. Tunda pemilu dalam rangka menghemat anggaran, demi fokus menangani pandemi, tunda pemilu agar fokus menanggulangi pandemi.

Tapi begitu proyek IKN, narasi hemat anggaran dan pandemi dilupakan. Yang ada, Luhut keliling negeri kadrun untuk mencari tambahan cuan, setelah SoftBank mundur dari proyek IKN. Tak sepeser pun duit didapat, kecuali baru sebatas foto bersama dengan pangeran kadrun.

Sekarang, urusan ibadah Umat Islam, Luhut campur tangan. urusan ibadah umat yang lain, Luhut cuek bebek.

Ini sebenarnya, sedang menanggulangi pandemi atau sibuk nyales vaksin ? pertimbangan vaksinasi demi mencegah infeksi pandemi atau untuk menghabiskan stok barang dagangan di gudang ?

Sudahlah, tidak usah turut campur urusan ibadah umat Islam. Kalau mau sehat dengan voksan vaksin melalui intervensi ibadah, lakukakan saja kepada umat dan rumah ibadah non Islam.

Bosan kami dengan kebijakan yang membelenggu ekspresi beribadah umat Islam. Dari soal vaksin, masker sampai urusan TOA direcoki.

Kami ingin hidup bebas ibadah kepada Allah SWT, dengan penuh hikmat dan memohon pertolongan dan perlindungan hanya kepada Allah SWT. Bukan kepada peduli lindungi. Bosan kami dengan kebijakan yang tidak jelas basis argumentasinya.

Kami ingin puasa, sholat tarawih, tadarus Al Qur’an, sesuai dengan kaifiyah dan syarat yang ditentukan agama kami. Tidak ada urusannya, dengan Menko Marives Luhut Binsar Panjaitan. [Faktakini]