Eramuslim.com – Media telah kehilangan salah satu fungsi, dengan tidak memberitakan berita yang sebenarnya punya “nilai jual” dilihat dari sudut mana pun. Memiliki bobot berita untuk diberitakan, tetapi tidak diberitakan. Maka media bersangkutan dapat dikatakan mengingkari kerja mulianya, mengkhianati korpsnya: media kehilangan fungsi memberitakan berita yang patut diberitakan, sebagai informasi pada masyarakat.
Media demikian memilih bekerja tidak pada fungsinya, cenderung memasuki wilayah politik praktis, dengan dukungan pada partai politik tertentu atau satu figur politisi, guna menghantam partai politik lainnya atau figur politisi lainnya.
Masyarakat disuguhkan berita yang tidak sebenarnya, bahkan acap dijejali berita yang terus digoreng dengan opini-opini menyesatkan. Nalar dan akal sehat masyarakat coba diperdaya dengan teknik pemberitaan framing pada opini yang dibuat, dan itu terus menerus diberitakan. Berharap lambat laun masyarakat akan tergiring pada opini yang dibuatnya.
Sedang realita sebenarnya yang patut diberitakan, tidak diberitakan. Pilih-pilih dan suka-suka media memberitakannya: Gajah di pelupuk mata tak tampak, tapi semut di seberang lautan tampak. Inilah model pemberitaan media akhir-akhir ini.