Dan pada saat yang sama, janji-janji tidak kunjung dipenuhi, maka pada saat ini patut rasanya rakyat tidak sabar menahan kata yang harusnya tak perlu keluar jika penguasanya layak.
Kekesalan rakyat yang memuncak dapat mengakibatkan munculnya ketidakpercayaan, pembangkangan, dan perlawanan rakyat yang maha dasyat.
Pemerintah sudah semestinya bertanggungjawab atas nasib rakyat yang dipimpinnya. Seorang pemimpin akan dipertanyakan atas kepemimpinannya, apakah dalam kekuasaannya negara membawa maslahat atau malah sebaliknya menjadi mudarat bagi rakyat.
Sebagaimana syari’ah, negara juga memiliki maqasid, memiliki tujuan. Dan tujuan dari sebuah negara adalah untuk mencapai maslahat, masyarakat adil dan makmur. Demikian pula yang diamanahkan oleh Konstitusi Negara Republik Indonesia.
Pemimpin juga harus bisa memberikan kebaikan bagi rakyat yang dipimpin. Artinya, ketika seorang penguasa atau sebuah pemerintahan dengan kekuasaannya memerintah negara dengan kebijakan-kebijakan yang tidak berpihak pada kepentingan rakyat, maka pemerintahan semacam itu bukanlah pemerintahan yang membawa negara kepada maslahat atau kebaikan kepada rakyat sebagai sebuah maqasid atau tujuan bernegara.
Menyikapi keadaan ini, maka wajib bagi kita untuk mengingatkan penguasa agar menyadari bahwa apa yang dilakukannya dengan pemerintahan saat ini adalah keliru. Bahwa bahtera bernama Indonesia ini harus kembali diarahkan ke tujuan berbangsa dan bernegara, mewujudkan masyarakat adil dan makmur.
Dalam sholat berjamaah, ketika imam lupa atau salah, maka makmum harus mengingatkan dengan kode subhanallah.
Hari ini, pemerintah merasa tidak ada yang salah dengan kebijakan-kebijakan yang ada. Atas nama perubahan, pemerintah membuat kebijakan-kebijakan yang wajib kita pertanyakan berpihak pada siapa.
Maka sebagai makmum, sebagai rakyat, kita harus mengingatkan kesalahan penguasa dengan kode kritik.
Perubahan yang dimaksud perubahan ke arah mana? Perubahan untuk siapa?
Apakah ia perubahan yang membawa perbaikan atau pengrusakan?
Apakah ia perubahan yang membawa maslahat atau mudarat?
Suatu perubahan atau islah, membawa kita ke arah maslahat, ke arah perbaikan. Dan jika ada perubahan yang pada kenyataannya membawa mudarat, membawa kerusakan, maka ia bukanlah perubahan melainkan pengrusakan. Ia adalah mudarat yang diatasnamakan perubahan.