Rupiah Anjlok, Dana Asing Kabur, Seberapa Kuat Sistem Moneter Indonesia Melawan ‘Eksport’ Resesi Amerika Kepada Dunia?

Saat ini, laju inflasi tahunan AS sudah meningkat lebih dari 2% sejak April 2021 dan terus meningkat hingga 9,06% pada Juni 2022. Laju inflasi Juni merupakan yang tertinggi sejak 1981. Namun pada September 2022, inflasi AS turun hingga 8,3%.

Sementara Bank Sentral AS The Fed sudah menaikkan bunga acuan empat kali selama 2022: Mei 0,5%, serta Juni dan Juli masing-masing 0,75%, serta Agustus 0,75%. Suku bunga acuan (Fed funds rate) saat ini di kisaran 3%-3,25%. The Fed masih akan terus agresif ke depan sampai inflasi jinak.

Kalau sudah masalah separah ini, *penulis yakin semua Capres yang saat ini nampang dihadapan rakyat tidak memiliki solusi.* Semua Capres, hanya fokus pencitraan politik tanpa memiliki pikiran yang mendalam untuk memberikan solusi bagi masalah moneter yang menimpa negeri ini.

Padahal, posisi Cadangan devisa Indonesia pada akhir Agustus 2022 sebesar hanya 132,2 miliar dolar AS. *Berapa miliar dolar dari cadangan devisa yang mau digelontorkan, untuk menyiram ‘kebakaran kurs’ dalam rangka mengembalikan nilai rupiah ke angka Rp 14.000 per dolar AS atau lebih rendah dari angka itu ke Rp 10.000 per dolar seperti janji Jokowi?*

*Ini problemnya sistem Fiat Money ! Problemnya, kita mengikatkan diri dalam transaksi luar negeri kepada dollar Amerika. Akibatnya, kita dijajah Dolar Amerika !*

*Semestinya, mata uang harus memiliki nilai intrinsik. Harus berbasis emas dan perak, yang memiliki nilai instrinsik dan diakui oleh seluruh negara di dunia.*

Harusnya, seluruh negara  di dunia mencampakan dolar Amerika dan kembali ke sistem emas dan perak. Sehingga, Amerika tidak dapat menjajah dunia dengan cukup mencetak dolar dan mengutak atik suku bunganya.

Kalau Indonesia dan dunia tidak terikat dolar, memutus transaksi non real, kembali pada sistem moneter berbasis emas dan perak, naka dunia akan aman dari dampak penjajahan dolar. Dunia juga tidak akan terganggu dengan resesi Amerika. Amerika juga tak akan mampu ‘mengekspor’ dampak resesi dengan mata uang dolarnya.

Dan selanjutnya, Indonesia dan dunia harus mencampakan sistem ekonomi kapitalis yang menyebabkan Indonesia dan dunia terintegrasi dengan sistem moneter Amerika. Hanya sistem ekonomi Islam yang bebas riba, yang akan mampu memotong kebijakan penjajahan moneter Amerika terhadap sistem moneter dunia, melalui suku bunga The Fed.

Kalau sudah begini, Indonesia butuh Syariah & Khilafah. Bukan Copras – Capres. [faktakini].