REZIM LOGAY, LEBAY DAN JABLAY

by M Rizal Fadillah

Bicara rezim dalam orientasi kekuasaan selalu tergambar kuat, solid bahkan otoriter. Rezim yang berasal dari “regime” menurut KBBI adalah tata pemerintahan yang berkuasa secara total. Oxford English Dictionary menyebut rezim sebagai “pemerintah, terutama  yang otoriter”. Meski awalnya kata yang netral namun ‘rezim’ kini berkonotasi negatif baik pemerintah menindas, tidak demokratis maupun tidak sah.

Rezim Jokowi yang lalu, yang dituntut pertanggungjawabannya, dinilai tidak demokratis, tidak sah dan tentu menindas khususnya secara psiko-politis kepada rakyat. Meski belum terbentuk rezim tetapi tanda-tanda Prabowo bersiap untuk berjalan ke depan sebagai rezim sudah terasa. Ada paradoksal antara pidato teriak rakyat dengan pola pemerintahan oligarkis atau rezimentasi.

Membawa anggota kabinet ke Akmil Magelang adalah awal pembentukan rezim. Buku “Paradox” Prabowo menampilkan sisi-sisi paradox Prabowo sendiri yang membaca Indonesia dalam posisi ambyar tetapi sulit mencari jalan keluar. Abai terhadap kondisi APBN yang berat. Teriak menyejahterakan rakyat dengan modal APBN yang cekak. Dikorupsi habis oleh rezim terdahulu yang menteri-menterinya kini banyak yang dipelihara Prabowo.

Memang paradox. Butuh obat paramex, panadol atau obat lain yang mengandung paracetamol. Arahan disiplin Akmil dengan pola baris berbaris tiga hari hanya orientasi yang berujung pada joget dan selfi. Mungkin ada album kenangan sebagian menteri bahwa ia pernah memakai sepatu lars dan berbaju loreng.

Dikhawatirkan rezim Prabowo meski gagah merah putih namanya tetapi akan menjadi rezim yang logay, lebay dan jablay. Loba gaya (logay), berlebih-lebihan tidak natural (lebay) dan uring-uringan kesepian (jablay). Logay dimulai dengan kabinet besar yang dimulai dengan perubahan undang-undang kementrian dari 34 menjadi tidak terbatas. Lalu kabinet itu berseragam tentara di Magelang. Outbound bagai pola pembinaan karyawan dari sebuah  perusahaan.

Lebay di samping memecah kementrian menjadi beragam, juga pelibatan personal kontroversial seperti Babe Haikal, Gus Miftah, Raffi Ahmad dan Veronica Tan jelas lebay meen. Belum lagi nama Luhut, Mulyani, Bahlil dan Yusril yang  juga belepotan. Jablay tidak berkaitan dengan hinaan Gibran dalam akun Fufufafa tetapi gambaran bahwa kabinet Prabowo ini jauh dan terasing dari rakyat. Domein hanya berada di ruang Jokowi, Prabowo dan partai-partai koalisi. Bukan belaian tetapi justru berhadapan dengan rakyat.

Retreat artinya mundur, mungkin mundur membina diri. Terma ini sering kita dengar dalam pembinaan Kristen. Retreat di Akmil bisa jadi boomerang bagi kabinet. Kelak sedikit saja kesalahan terjadi pada pasukan Prabowo akan segera menjadi bahan ejekan ke arah retreat Akmil. Apa gunanya ? Padahal personal kabinet banyak yang rentan untuk berbuat salah baik perkataan, tindakan, maupun kebijakan.

Jangan-jangan setelah sebutan kabinet logay, lebay dan jablay akibat terlalu kotor dan rakus muncul ungkapan gaul lagi untuk kabinet ini…anjay..!

*) Pemerhati Politik dan Kebangsaan

Bandung, 28 Oktober 2024

Beri Komentar