Republik Sungsang

Oleh: Gde Siriana

Hari ini kita menjadi Republik Sungsang. Otak ada di kaki, kaki jadi kepala, melihat dengan mata kaki.

Kebijakan kebolak balik. Korporasi dan orang kaya disubsidi paling banyak.

Demi negara sehat, rakyat harus bayar PCR.

Hukum pasar pun gak berlaku. Minyak goreng ditambah, harga justru naik.

Orang shalat dibilang radikal. Menentang sikap otoriter dibilang anti  kebhinekaan.

Mengkritik dibilang sebarkan kebencian.

Para Profesor bukan jadi sumber kebenaran tapi membantu kebohongan.

Pemimpin agama tak lagi jadi tempat umat bertanya dan menitip doa, karena mereka pun sibuk berebut jabatan.

Ibukota baru jadi ibu tiri seperti kisah bawang merah dan bawang putih. Ada anak anaknya yang dibenci, anak anak yang lain dikasih proyek infrastruktur.

Yang bunuh rakyat dibebaskan dari hukuman, yang suarakan kebenaran dipenjara.

Yang lapor korupsi jadi tersangka, koruptornya jadi pahlawan.

Di republik sungsang , yang dipilih  rakyat jadi tuan -tuan , bukan rakyat yang jadi raja. (*)