Seiring berlalunya waktu hingga mendekati batas waktu akhir pendaftaran Capres Cawapres, Ustad somad sebagai bakal cawapres Prabowo semakin menguat, baik popularitas dan elektabilitas serta mampu mempersatukan syahwat politik partai2 pengusung yang ingin menempatkan kadernya sebagai cawapres. PKS berkata kami terima Ust UAS sbgai cawapres prabowo, begitu pun juga PAN. Demokrat pun tampaknya setuju jika UAS jadi cawapres.
Tapi takdir Allah (Bagian dari Rekayasa Ilahiyah) ustad Abdul Somad Sampai Tadi Malam Masih Menolak Untuk Dijadikan Cawapres,… Tentu beliau (UAS) punya pertimbangan sendiri yang mesti kita hargai sebagai ijtihad dari seorang yang berilmu, di mana dengan ijtihadnya itu UAS dapat pahala. Allah Yang Lebih Tahu, Allah lebih tahu dari UAS. Allah lah yang menetapkan hati manusia, termasuk hati UAS. Bisa jadi jika UAS memilih pinangan cawapres tersebut ada musibah yang besar yg bisa menimpa negeri kita, misalkan musuh2 Islam seluruh dunia bersatu memerangi Indonesia karena keberadaan UAS jd pemimpin negeri, sedang kita ummat Islam Indonesia belum siap.
Lamanya waktu jeda prihal maju tidaknya UAS membuat partai2 pengusung tak dapat bermanuver yang bisa menyebabkan terpecahnya koalisi. Mengingat waktu pendaftaran sudah semakin dekat, dan parpol harus punya capres cawapres agar tak dikenakan sanksi pada pemilu mendatang. Lama jeda waktu tersebut adalah bagian dari rekayasa ilahiyah.
Setelah kepastian tak ingin majunya UAS fiks confirmed, maka pak prabowo atas hak yg diberikan padanya oleh ijtima’ ulama dan partai2 pengusung, pak Prabowo memantapkan pilihannya pada anak muda soleh berprestasi, bung Sadiaga Salahuddin Uno (SSU). PAN dan PKS mendukung pilihan pak Prabowo pada SSU dan InsyaAllah Demokrat hari ini juga akan mendukungnya.