Lagi-lagi, Israel kembali menunjukkan wajah aslinya pada dunia International. Dengan tanpa merasa malu, mereka membajak kapal kemanusiaan yang membawa tujuh ratus aktivis dari 50 negara termasuk dua belas orang dari perwakilan Indonesia.
Mereka membawa bantuan kemanusian seberat 10,000 ton yang berasal dari sumbangan dan donasi warga dunia. Pembajakan tersebut dilakukan di perairan International yang jaraknya sekitar 150 km atau 90 mil dari bibir pantai Gaza.
Dua puluh orang aktivis syahid di atas kapal Mavi Marmara yang kebanyakan adalah warga negara Turki. Puluhan sampai ratusan aktivis kemanusiaan terluka akibat tembakan tentara Israel yang membabi buta. Seorang warga Indonesia juga terluka dalam peristiwa tersebut.
Tanpa ada rasa bersalah, Israel juga berdalih bahwa bahwa para relawan kemanusiaan menyerang mereka dengan pisau dan kayu. Tentu ini adalah alasan yang mengada-ada. Tidak mungkin kayu atau pisau dapat menyerang helikopter Israel.
Logika seperti inilah yang membenarkan penjajahan Israel atas Palestina. Mereka berdalih bahwa Palestina menyerang mereka dengan roket. Padahal kita tahu Palestina menembakkan roket karena Israel menduduki tanah Palestina.
Faktanya, Israel menggunakan helikopter kemudian menurunkan tentara dengan bersenjata lengkap dan menembaki para relawan. Mereka memutuskan hubungan komunikasi di kapal tersebut.
Israel menarik keenam kapal bantuan ke pelabuhan di kota Ashdod. Tentu bantuan tersebut tidak akan sampai sepenuhnya kepada penduduk Gaza.Beberapa relawan ditahan oleh di penjara Tentara Zionis. Israel menginterogasi dan memaksa meneken surat pernyataan dari para aktivis.
Kejadian ini tentu sudah bisa diduga. Para relawan juga sudah siap lahir bathin untuk membantu saudara mereka di Gaza. Apapun risiko yang mereka hadapi, mereka telah berserah diri kepada Allah.
Reaksi Dunia
Israel telah menunjukkan diri mereka sebagai bangsa yang biadab dan sama sekali tidak menghargai norma-norma dan hukum International. Israel sama sekali tidak bisa diajak untuk berunding dengan komunitas International. Jadi kalau ada pihak yang menganjurkan perdamaian dengan Israel adalah sungguh naif. Mereka hanya tahu bahasa kekerasan dan dengan mudahnya mereka menembak kapal bantuan yang berada di perairan International.
DR Sami Abu Zuhri, juru bicara Hamas, menyebutkan bahwa pencegahan kapal bantuan ke Gaza adalah salah satu bentuk terorisme negara (state of terrorism). Israel memang selalu melakukan tindakan terorisme untuk melawan musuh-musuhnya. Sejarah pendirian negara ini dipenuhi dengan aksi-aksi terorisme untuk mengusir bangsa Palestina dari tanah yang merupakan hak bangsa Palestina.
Sontak saja ribuan warga Turki berdemo di konsulat Israel di Istanbul. Mereka menuntut Israel bertanggung jawab atas pembantaian tersebut dan menginginkan pemutusan hubungan diplomatik dengan Israel. Lebih jauh lagi warga Turki mendesak agar Turki menyatakan perang terhadap Israel.
Dewan Menteri Turki segera mengadakan pertemuan darurat untuk membahas pembantaian tersebut. Turki juga telah memanggil duta besarnya dari Tel Aviv. Ini dapat berarti Turki memutuskan hubungan bilateral antara kedua negara tersebut. Perdana Menteri Turki Recep Tayyep Erdogan yang sedang dalam kunjungan ke kawasan Amerika Latin segera saja membatalkan kunjungan ke beberapa negara.
Turki sudah mengambil keputusan untuk membatalkan tiga kontrak militer dengan Israel. PM Erdogan sebelumnya juga meningatkan bahwa penghentian kapal bantuan akan memperburuk hubungan kedua negara.
Yunani yang mengirimkan satu kapal dalam aksi kemanusian ini juga berang terhadap kebrutalan zionis Israel. Mereka segera membatalkan latihan militer dengan Israel dan kunjungan seorang petinggi Angkatan Udara Israel. Reaksi dari warga Yunani tidak kalah hebat. Mereka mengadakan demonstrasi yang berujung pada keributan. Demo besar-besaran terjadi di Perancis, Swedia dan beberapa negara lainnya.
Indonesia melalui kementrian luar negeri mengutuk tindakan keji Israel. Negara Uni Eropa juga bereaksi terhadap kejadian tersebut. Beberapa negara Eropa memanggil duta besar Israel yang ada di negara mereka.
Amerika yang selama ini selalu membela cuma bisa bilang "prihatin". Kita tahu Amerika pasti akan membuat dalih untuk membela sekutunya tersebut. Tidak ada sanksi yang berarti bagi Israel selama Amerika memiliki hak veto di dewan keamanan PBB. Namun rakyat Amerika sudah sangat marah dengan kelakuan kali ini bahkan mereka berdemostrasi. Konon hari selasa ini mereka akan mengadakan demonstrasi yang besar-besaran di Washington.
Kali ini Israel bebas berbuat apa saja karena bekingan Amerika Serikat baik politik maupun Ekonomi. Suatu saat ketika Amerika lemah maka Israel bukan apa-apa lagi.
Tentu apa yang dilakukan oleh para relawan tidak sia-sia. Mereka telah berjuang sekuat tenaga untuk menerobos blokade Israel. Ini adalah suatu langkah yang akan membebaskan Palestina dari penjajahan Israel.
(Andri Faisal. Pemerhati Dunia Islam)