Sekarang Menteri BUMN dan dirut PLN dengan seenak perutnya menumpuk utang BUMN yang menguasai hajat hidup orang banyak ini. PLN diserahkan oleh mereka kepada rentenir global. Nasib rakyat Indonesia dijadikan sebagai santapan para rentenir.
Bayangkan sekarang rakyat Indonesia harus menanggung beban 1) beban merosotnya nilai tukar rupiah. 2) beban kenaikan harga energi primer batubara dan gas, 3) beban meningkatnya suku bunga global, yang kesemuanya dimasukkan ke dalam hitungan tarif listrik yang dijual kepada masayarakat, rakyat, kepada wong cilik.
Inilah yang disebut Bung Karno Paduka Yang Mulia Pemimpin Besar Revolusi Indonesia, sebagai penjajahan bangsa sendiri, kapitalisme bangsa sendiri, kapitalisme perlombaan menaikkan tarif.
Penulis: Salammudin Daeng
(Jft/KonfrontasiRedaksi)