Pujian Yang Melenakan

Utang adalah jebakan khas ala kapitalis. Jangan silau dengan predikat dan pujian yang khayali. Semua itu hanya untuk menguntungkan kantong-kantong kapitalis dengan skema bantuan berupa utang, dana hibah, atau investasi.

Bila negeri ini punya political will mengurus negara, tentu utang bukan satu-satunya menutupi defisit anggaran. Kekayaan alam negeri ini sangat banyak, tambangnya berlimpah, tapi tak punya kuasa mengelolanya secara mandiri.

Sumber daya alam itu justru dikapitalisasi dan diliberalisasi. Tak ayal, Indonesia seperti ayam yang mati di lumbung padi. Kaya tapi tak punya. Kaya tapi tak leluasa. Harta sendiri malah diserahkan pada asing atau swasta.

Inilah konsekuensi bila mengadopsi ekonomi kapitalis-liberal. Negara bisa dinego sesuai kepentingan kaum kapital. Indonesia harus bisa menanggalkan kapitalisme yang jelas menyengsarakan negeri ini. Apa bisa? Bisa. Asalkan berkomitmen kuat merevolusi sistem kapitalisme yang sudah ambruk. (end)

Penulis: Chusnatul Jannah (Lingkar Studi Perempuan dan Peradaban)