PROYEK IKN MAKIN AMSYONG, INVESTOR SOFT BANK CABUT, LUHUT KALANGKABUT ?

Oleh : Ahmad Khozinudin

Sastrawan Politik

SoftBank Group, sebuah konglomerat multinasional asal Jepang, dikabarkan batal berinvestasi dalam proyek pembangunan Ibu Kota Negara (IKN). Sebelumnya SoftBank disebut Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan tertarik untuk berinvestasi di IKN Nusantara 100 miliar dollar AS (sekitar Rp 1.432 triliun).

_”Kami tidak berinvestasi dalam proyek ini, tetapi kami terus berinvestasi di Indonesia melalui perusahaan portofolio SoftBank Vision Fund,” kata SoftBank dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Nikkei Asia, pada Jumat (11/3/2022).

Padahal, baru saja Presiden Joko Widodo melantik Bambang Susantono dan Dhony Rahajoe sebagai Kepala dan Wakil Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) di Istana Negara Jakarta, pada Kamis, (10/3/2022). Lantas, apakah pengunduran diri SoftBank ini berdampak pada kelangsungan proyek IKN ?

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan melakukan kunjungan kerja ke Riyadh, Arab Saudi, pada 1-2 Maret 2022 untuk menjajaki berbagai peluang investasi. Dalam kunjungannya, Luhut diterima oleh Putera Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman bin Abdul Aziz.

Belum ada komitmen apapun dari negeri ‘kadrun’ tersebut, untuk berinvestasi ke proyek IKN. Walaupun pendukung Jokowi sangat anti arab, namun demi cuan untuk proyek IKN, nampaknya mata uang tak mengenal musuh atau saudara, selama bentuknya uang, mau rupiah, dolar atau Real tak ada masalah.

Ketidakpastian jaminan investasi ini, makin menguatkan prediksi publik bahwa pada akhirnya anggaran IKN akan dibebankan kepada APBN. Dan hal ini, jelas akan membebani rakyat.

Sedari awal, pemerintah enggan mendengar aspirasi rakyat yang menolak proyek IKN. Namun, sepihak memaksakan sejumlah kebijakan untuk mendukung proyek IKN yang membebani rakyat, termasuk alokasi APBN untuk IKN.