Eramuslim.com – SEPULUH Nopember ‘65 Sukarno mau dilarikan tentara yang terdiri dari Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Kepolisian. Rencananya Sukarno akan diculik dari Jakarta dan disembunyikan di Surabaya.
Para loyalis ini mau menyelamatkan Sukarno dari tekanan politik dan manuver Soeharto.
Mengetahui rencana ini Sukarno menolak, karena tidak ingin terjadi perang saudara.
Lebih baik ia mundur daripada mengorbankan rakyat, yang akibatnya dapat menghancurkan negeri yang sangat dicintainya.
Sukarno, “raksasa besar Indonesia” pada dasarnya adalah penghayat falsafah Jawa sejati:
“Ojo Rumongso Biso, Nanging Kudu Biso Rumongso”.
Ia mundur dari jabatan presiden karena krisis politik dan resesi ekonomi telah menyengsarakan rakyat.
Rasa malu dan sikap tau diri penting dimiliki oleh seorang presiden.
Malu dan tau diri adalah dua hal esensial yang dapat membimbing moral seseorang untuk mempertahankan integritas. Menunjukkan adanya kesusilaan, etika, kesopanan, dan kebijaksanaan di dalam diri.