Eramuslim.com – ADA video aksi emak-emak entah dimana yang pasti di Jakarta karena tema spanduk atau tulisan serta ungkapannya menggambarkan pembelaan kepada Gubernur Anies Baswedan.
Diantaranya tertulis dan dibacakannya adalah “Lebih Baik Anies daripada Presiden Hasil Sindikat” lalu “Tangkap Bandit Bandit Istana Yg Terlibat Jiwasraya Daripada Ngurusin Anies” dan lainnya.
Yang menarik ada dua tulisan yaitu “Yang Urgent Dilengserin Bukan Gubernur Tetapi Presiden Loe” dan “Loe Lengserin Anies Kita Lengserin Presiden Loe”.
Ada rasa bagian dari anak bangsa yang tidak merasa “memiliki” Presiden yang ada sehingga harus dengan menyebut “Presiden Loe”.
Emak-emak “militan” menjadi fenomena menarik sejak saat Pilpres dan aksi-aksi pasca Pilpres. Sebenarnya sejak Aksi 212 pun telah muncul komunitas barisan emak-emak militan tersebut. Cair tanpa organisasi.
Militansinya ditunjukkan dengan berbicara apa adanya dan berani. Seperti kasus di atas yang menyatakan bahwa Presiden yang sekarang bukan Presiden “kita” tapi Presiden “Loe”.
Baru saat kepemimpinan Presiden Jokowi muncul garis tebal demarkasi seperi ini. Mungkin karena ada indikasi kecurangan dari kedudukan yang didapatnya sehingga “sense of belonging” menyeluruh menjadi tidak terbentuk. Atau karena kualifikasi dalam praktek memimpin pemerintahan yang tidak mumpuni sehingga emak emak itu enggan untuk mengakui Jokowi sebagai Presiden.