Dari penampilannya saat itu, Prabowo tengah berbicara tanpa kata kepada setiap yang menonton debat, bahwa ia tidak mau sekedar jualan baju kesederhanaan sambil terbata-bata memaparkan narasi hapalan.
Ia harus memperlihatkan kesungguhan bahwa dirinya siap memimpin negara sebesar Indonesia, dan menjadi representasi wajah terdepan Indonesia di mata dunia. Prabowo ingin rakyat menyimak setiap pokok pikiran dan gagasan yang ia sampaikan. Bukan terlena pada pencitraan riuh kaleng yang terus ditabuhi, padahal kenyataan dibaliknya hanyalah rongsokan.
Malam itu Sang Jendralpun berusaha keras menyadarkan semua masyarakat yang menyimak orasinya, bahwa anugrah bumi Indonesia yang kaya raya dari Allah ini akan sia-sia jika salah kelola.
Strategi Jitu Prabowo
Strategi narasi full speed yang disajikan dalam aksi panggung Prabowopun tak kalah sexi dari jas yang dikenakan. Ia sengaja suguhkan performance seorang lelaki dengan endurance pol. Ini mengingat tema ideologi adalah isu yang terus-menerus digoreng kubu lawan tanpa rasa malu. Sementara persoalan pertahanan dan keamanan bagi Prabowo, adalah isu yang amat sangat penting dalam mengelola laut dan daratan seluas Indonesia.
Posisi Knock Out pertama yang dialamiĀ lawan sebenarnya sudah terjadi pada detik-detik awal. Yakni ketika tanpa didahului pukulan jab maupun hook, tanpa ba bi bu, tiba-tiba Prabowo langsung melancarkan uppercut yang telak mengenai rahang lawan, yakni dengan tegas Prabowo berinisiatif membicarakan lebih dulu soal khilafah tanpa ditanya. Karena ia tahu, lawannya akan menaikkan isu khilafah sebagai tema sentral secara licik, demi tujuan mengikis kepercayaan rakyat kepadanya.
Melawan Fitnah Busuk
Sebelumnya, info yang berseliweran ramai menyebutkan Jendral Hendro dan Jendral Luhut telah menitipkan pertanyaan tentang Khilafah kepada Joko. Setelah berbagai cara amoral untuk menstigma Prabowo sebagai pendukung “khilafah” tak jua mempan mereka kerjakan, maka diputuskan Sang Jendral Hambalang harus dijatuhkan di atas panggung terbuka. Begitu skenarionya.